Menristekdikti Perkenalkan Rektor Asing Pertama di Indonesia

26 Agustus 2019 11:59 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peresmian Pendirian Universitas Siber Asia. Foto: Denita br Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Peresmian Pendirian Universitas Siber Asia. Foto: Denita br Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Menristekdikti Mohamad Nasir mengenalkan rektor asing pertama di Indonesia. Rektor asing ini memimpin Universitas Siber Asia, perguruan tinggi swasta pertama di Indonesia yang berbasis full online learning atau pendidikan jarak jauh dalam jaringan (daring).
ADVERTISEMENT
Rektor asing pertama di Indonesia ini bernama Profesor Jang Youn Cho yang berasal dari Korea Selatan.
"Beliau dari Korea Selatan dan sekarang ada di Universitas Nasional Jakarta. Jadi perguruan tinggi Indonesia akan bisa menggunakan rektor asing," kata Nasir dalam pembukaan Rakornas Inovasi 2019 di Hotel Grand Inna Bali Beach, Denpasar, Selasa (26/8).
Jang Youn Cho merupakan mantan rektor Fakultas Siber dan Program Pascasarjana di Universitas Hankuk, Korea Selatan. Ia juga pernah tinggal di Amerika Serikat selama sekitar 10 tahun.
Peresmian Pendirian Universitas Siber Asia. Foto: Denita br Matondang/kumparan
"Universitas Siber ini pertama kali di Indonesia yang berbasis online, di mana mereka punya rektor yang punya pengalaman memimpin satu perguruan tinggi di Hankuk, Korsel, dan pernah jadi dosen di Amerika," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Nasir berharap, kehadiran rektor asing di universitas ini bisa meningkatkan mutu dan daya saing kampus di tingkat internasional. Selain itu, ia juga berharap mahasiswa yang datang tidak hanya dari Indonesia saja, tetapi juga dari luar negeri.
"Ini bisa ada permintaan dari mahasiswa Asia Tenggara, Asia Barat, maupun Afrika. Ini ada permintaan dan bisa jalan,” kata Nasir.
Sementara itu, untuk perguruan tinggi negeri, Nasir mengaku tengah memperbaiki regulasi yang ada dulu. Ia juga berharap, para peneliti dan akademisi Indonesia tidak perlu ribut soal kehadiran rektor asing di kampus negeri.
"Jangan kita pikir, ini masalah nasionalisme. Nasionalisme tetap kita pertahankan. Jangan sampai, adanya rektor asing, dosen-dosen asing dalam rangka kolaborasi, tapi kita tercabik-cabik dalam masalah nasionalisme," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Universitas Terbuka (UT) sebelumnya dipilih menjadi tuan rumah focus discussion group (FGD) pengembangan Institut Pendidikan Siber Indonesia, Selasa (12/3) silam. Dalam sambutannya, Rektor UT Profesor Ojat Darojat berharap Institut Pendidikan Siber Indonesia bisa menjamin mutu penyelenggaraan pendidikan melalui daring sesuai dengan kualifikasi yanag ditetapkan.