Menteri Agama Ajak Masyarakat Hormati Perempuan Bercadar

16 Mei 2018 16:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Wanita Bercadar (Foto: AFP/Ozan Kose)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wanita Bercadar (Foto: AFP/Ozan Kose)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cerita perempuan bercadar yang mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari masyarakat muncul sebagai buntut dari teror bom di Surabaya, Jawa Timur. Terkait hal itu, masyarakat diimbau untuk tidak main hakim sendiri atau melakukan persekusi kepada para perempuan bercadar.
ADVERTISEMENT
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta masyarakat untuk terus mengedepankan sikap toleransi dan menghormati terhadap perempuan yang menggunakan cadar.
"Mari kita hormati mereka yang bercadar, seperti kita menghormati mereka-mereka yang menggunakan atribut lain di muka umum," kata Lukman ditemui di Masjid Istiqlal, Jakarta, usai menghadiri Silaturahim Kebangsaan Pembinaan Ideologi Pancasila, seperti dilansir Antara, Rabu (16/5).
Menurut Lukman, penggunaan cadar merupakan hak dari masyarakat terutama berkaitan dengan keyakinan atau pemahaman pengamalan ajaran agama.
Selain itu, Lukman juga meminta para pengguna cadar untuk memiliki pemahaman sosial dalam berinteraksi di masyarakat dengan menyesuaikan pemakaiannya di lingkungan tertentu, seperti institusi pendidikan.
"Jadi pemahaman seperti ini, kedua belah pihak harus bisa saling membangun kesadaran untuk saling menghormati," ucap Lukman.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya beredar video di media sosial yang menampilkan seorang perempuan pengguna cadar, SAN, yang diminta turun dari bus oleh petugas Dishub di Terminal Gayatri, Tulungagung, Jawa Timur, pada Senin (14/5).
Menurut keterangan petugas, perempuan bercadar itu melakukan sikap yang mencurigakan karena tidak mau memberikan keterangan kepada petugas terminal.
Kecurigaan petugas bertambah setelah mengetahui perempuan berinisial SAN itu tidak menggunakan alas kaki sejak masuk terminal hingga naik bus jurusan Ponorogo.
Menurut pengakuan SAN, dia adalah santri Pondok Pesantren Darussalam, Kelurahan Kampungdalem, Tulungagung, yang ingin pulang ke rumah di Ponorogo tanpa izin kepada pengurus pondok.
Petugas Dishub menjelaskan SAN diturunkan karena gerak-geriknya mencurigakan dan bukan karena diskriminasi penumpang lain yang takut karena dia menggunakan cadar.
ADVERTISEMENT
Dari keterangan SAN itu, pihak Polres menjemput pengurus Ponpes Darussalam untuk mengkonfirmasi status dari SAN. Setelah dipastikan bahwa SAN adalah benar santri pondok tersebut, pengurus pondok didampingi pihak polres mengantar perempuan bercadar itu ke pondoknya.
Dari keterangan pengurus pondok, SAN sudah 4 kali keluar pondok tanpa izin.
"Tiga kali melarikan diri, SAN tidak memakai cadar dan ketemu oleh pengurus pondok," ungkap pengurus pondok seperti tertulis dalam keterangan pers Polres Tulungagung.
Lalu, Senin kemarin, keempat kalinya SAN keluar pondok tanpa izin dan baru kali ini dia memakai cadar dengan dalih supaya tidak ketahuan pengurus pondok.