Menyayangi Buaya Seperti Anak Sendiri

9 Februari 2018 13:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyerahan buaya ke BKSDA (Foto: dok: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Penyerahan buaya ke BKSDA (Foto: dok: istimewa)
ADVERTISEMENT
Masih lekat dalam ingatan Munarsih (71) saat Kojek, buaya yang sudah dianggap seperti anak sendiri itu dibawa oleh petugas Badan Konverasi Sumber Daya Alam Bogor. Kojek dan Munarsih yang sudah hidup bersama selama 21 tahun itu akhirnya berpisah. Munarsih merana.
ADVERTISEMENT
Air mata Munarsih menetes saat mengenang peristiwa perpisahan itu. Wanita yang akrab di sapa Mumun itu begitu berat berpisah dengan Kojek.
Bagi Mumun, Kojek bukan hanya hewan peliharaan, buaya seberat 200 kg itu sudah dianggap seperti anak sendiri. Terlebih, Kojek telah menemani hari-harinya jauh sebelum cucu-cucunya lahir.
"Sedih, sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Sebelum anak saya nikah, terus dirawat di sini sampai 21 tahun. Kojek membawa cerita, membawa kenangan saat nyapu," kata Mumun sembari mengusap air mata.
Mumun pemilik buaya di bogor. (Foto: Nugraha Satia Permana/kumparan dan Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Mumun pemilik buaya di bogor. (Foto: Nugraha Satia Permana/kumparan dan Istimewa)
Sedari kecil Kojek sudah terbiasa hidup berdampingan dengan manusia dan hewan peliharaan Mumun lainnya seperti biawak, ikan, dan kucing. Setiap harinya Mumun memberikan makan Kojek seminggu dua kali berupa ikan Mas berwarna hitam.
ADVERTISEMENT
Bahkan Mumun tak tega, ketika dirinya menyantap makanan kesukaan Kojek. Ia lebih memilih menyimpan ikan-ikan untuk untuk nanti diberikan pada hewan kesayangannya tersebut.
"Kalau ada sisa ikan saya udah nggak mau makan, buat Kojek aja. Nanti kalau laper," tutur Mumun saat ditemui kumparan di rumahnya.
Suasana rumahnya pemilik buaya di Bogor (Foto: Nugraha Satia Permana/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana rumahnya pemilik buaya di Bogor (Foto: Nugraha Satia Permana/kumparan)
Kojek kini sudah dipindah ke Taman Safari Bogor untuk dilepas di habitatnya. Namun belum sepekan Kojek meninggalkan Mumun, rasa rindu terhadap buayanya itu sudah tak terbendung. Mumun berencana akan menengok Kojek di akhir pekan. Mumun berharap kepada Taman Safari untuk memperhatikan Kojek dari segi makanan, tempat tinggal juga bisa berinteraksi dengan manusia.
"Supaya tidak kesepian, Kojek bisa lebih banyak berinteraksi dengan manusia. Kan sudah jinak, Kojek baik nggak galak," ujar Mumun.
ADVERTISEMENT
Kasih Mumun untuk Kojek memang tak biasa. Meski Kojek termasuk hewan buas, tetapi bagi Mumun, Kojek adalah anaknya yang selalu diberi kasih sayang dan cinta.
Selain Mumun dan Kojek, ada juga kisah serupa yakni antara Asma dan Nurhasanah. Asma mengatakan dia memiliki anak kembar dan salah satunya adalah seekor buaya betina bernama Nurhasanah.
Kisah Asma dan Nurhasanah viral di media sosial. Seperti yang diceritakan dalam video vlogger Malaysia Rozita Ibrahim. Dalam video itu, Rozita mendatangi rumah Asma dan berdialog dengannya.
Asma dan Nurhasanah (Foto: YouTube Rozita Ibrahim)
zoom-in-whitePerbesar
Asma dan Nurhasanah (Foto: YouTube Rozita Ibrahim)
Asma (59) tinggal di Jalan lintas tungkal, Mendahara Ulu, Tanjung jabung timur, Jambi. Menurut penuturan Asma kepada Rozita, buaya yang merupakan anaknya itu lahir pada Minggu, 6 Juni 1991 di Sukajaya, Bayung Lencir, Musi Banyu Asin, Sumatera Selatan. Asma bahkan tak segan menunjukan “akte kelahiran” buaya tersebut. Akte itu bahkan dilengkapi tanda tangan saksi-saki dari para warga.
ADVERTISEMENT
“Namanya Nurhasanah, itu namanya bukan dari kami, tetapi melalui orang kerasukan,” kata Asma kepada Rozita dalam video tersebut.
Tak hanya itu, Nurhasanah (si buaya) rupanya tak dilahirkan sendiri. Ia memiliki saudara kembar seorang manusia. Saudara kembarnya itu seorang laki-laki yang bernama Muhammad Hayun.
Sebagai saudara kembar, Nurhasanah dan Muhammad Hayun rupanya telah melewatkan berbagai momen kebersamaan. Dalam beberapa bingkai foto yang ditunjukkan Asma, tampak Hayun yang masih anak-anak bergembira bermain dengan Nurhasanah, tanpa ada rasa takut sama sekali.
Tindakan Asma yang mengaku buaya tersebut sebagai anaknya pun menuai tanggapan dari masyarakat sekitar. Tak selamanya tanggapan positif, Asma justru kerap mendapat cibiran tak sedap yang berupa tuduhan tak mengenakan yang menimpanya.
ADVERTISEMENT
“Terkadang-kadang kita difitnah bermacam-macam,ya kita sabar, semuanya Allah yang megang kuasa, bukan kita yang punya kehendak,” katanya.
Lalu bagaimana mungkin Asma dapat memiliki anak buaya?
“Kalau melahirkan orangnya (Nurhasanah) melalui mimpi. Kemudian baru lahir yang laki-laki (Muhammad Hayun),” ungkapnya.
Percaya atau tidak percaya, itu hak Anda. Yang jelas, kisah ini nyata adanya di sekitar kita. kumparan berusaha mengontak Asma langsung, namun tak mendapatkan jawaban. Konfirmasi hanya diperoleh dari sang tetangga bernama Rahman. Itu pun diperoleh dari pernyataan Asma. Menurut Rahman, saat Asma saat hamil 7 bulan kerap mendapatkan mimpi aneh. Dalam mimpi itu, ia memiliki anak kembar. Namun salah satunya bukan manusia.
Saat melahirkan, Asma mendapati seorang bayi laki-laki yang kemudian diberi nama Muhammad Hayun. Bersamaan dengan itu, sesaat setelah melahirkan ia pingsan dan bermimpi memiliki anak buaya.
ADVERTISEMENT
“Pas suaminya jala-jala ikan. Ibunya bermimpi kalau anaknya nyangkut ke jaring. Suaminya (ternyata) beneran dapat buaya ketika (memancing). Sekitar tahun 1991. Bayi lahir, malamnya jumpa itu (buaya),” kata Rahman saat dihubungi kumparan, Sabtu (3/2).
Apa komentar Anda?