Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Merajut Asa di Rumah Singgah Pasien Salemba Jakarta
4 Mei 2018 12:15 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Rumah berwarna hijau yang lokasinya dekat Stasiun Cikini itu terlihat sederhana, namun bersih dan rapi. Dua orang laki-laki terlihat duduk-duduk santai di teras rumah. Ada juga pojok bermain untuk anak-anak.
ADVERTISEMENT
Rumah tersebut bukan sekadar bangunan, di dalamnya terdapat kisah perjuangan dan asa para pasien dan keluarganya. Rumah Singgah Pasien (RSP) namanya, dikelola oleh Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) di Salemba, Jakarta Pusat, dan ditujukan khusus untuk pasien rawat jalan yang tempat tinggalnya jauh dari rumah sakit. RSP IZI Salemba berdiri pada 28 Mei 2015.
Di sana pasien akan diberikan fasilitas yang memadai, namun pasien diwajibkan mempunyai pendamping dari keluarga atau yayasan. Pasien yang singgah di RSP IZI Salemba sebanyak 60% adalah pengidap kanker. Sayangnya fasilitas disediakan tidak untuk kapasitas dalam jumlah besar.
“Kapasitas 22 bed karena kita menerapkan satu pasien satu pendamping jadi 22 itu kali dua kan, ada 44, ” kata Nafsiatun Arofah (28), Manager Rumah Singgah Pasien IZI Pusat saat berbincang dengan kumparan (kumparan.com), Kamis (3/5).
ADVERTISEMENT
Dalam waktu sebulan saja RSP IZI sudah menerima puluhan pasien. Bahkan dalam setahun belakangan ini pasien yang pernah singgah di RSP IZI sudah mencapai ribuan. Paling sebentar pasien singgah selama tiga hari.
“Rata-rata ada sih yang paling cepat tiga hari ada,” ucap Nafsiatun.
Tidak hanya tempat tidur, pengelola juga menyediakan kamar mandi hingga tempat jemuran. Ada enam kamar mandi, satu dapur, tempat mencuci, dan kasur.
“Pakai AC, karena kalau habis kemo itu kan gerah,” jelas Nafsiatun.
Selain itu, pasien dan keluarga pendamping juga akan mendapatkan makanan gratis sehari tiga kali. Ada juru masak yang disediakan, dan biasanya anggota keluarga pasien ikut membantu.
Syarat singgah di RSP IZI tidak sulit karena mereka hanya dituntut menjaga fasilitas. RSP IZI tidak pernah menolak pasien bila kuota masih kosong. Satu-satunya alasan penolakan adalah karena tempat singgah sudah penuh.
ADVERTISEMENT
“Ya mohon maaf karena penuh. Nolaknya karena penuh,” ucap Nafsiatun Arofah.
Bedanya RSP IZI Salemba dengan RSP lain adalah mereka punya kegiatan khusus seperti pengajian setiap Kamis malam. Hal itu dilakukan untuk memberikan semangat kepada para pasien dengan penyakit kronis.
“Mereka kan, kebayang secara psikis dokter vonis kanker terus udah stadium sekian dengan harapan sekian, itu juga kan ngaruh ya,” kata Nafsiatun.
Berjuang melawan penyakit berat dan mendengar vonis dokter butuh iman yang kuat, di RSP IZI menyediakan konsultasi rohani.
“Program pengajian di rumah singah ini ketika sembuh mereka akan bersyukur, dan lebih dekat dengan penciptanya, kemudian juga ketika memang sudah dihadapi dengan vonis ajalnya sudah dekat jadi semakin siap menghadapinya,” pungkas Nafsiatun.
ADVERTISEMENT