Merasakan Hidup di Pegunungan Bintang, Papua

30 April 2018 14:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pegunungan Bintang, Papua (Foto:  Moh Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pegunungan Bintang, Papua (Foto: Moh Fajri/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
kumparan (kumparan.com) mengikuti program live in dalam rangka Festival Puncak Papua yang dilaksanakan di Pegunungan Bintang, Papua. Selama seminggu kumparan mendapat kesempatan untuk tinggal dan bersosialisasi dengan masyarakat di Pegunungan Bintang.
ADVERTISEMENT
Festival Puncak Papua merupakan kegiatan yang digagas oleh Wanadri dan Indonesia Mengajar. Kegiatan ini tidak hanya berisi live in saja, melainkan ada rangkaian agenda lain yang sudah dimulai sejak pekan awal April dan rencananya akan berakhir pada Oktober 2018.
“Dalam kegiatan ini ada 4 rangkaian kegiatan yaitu pendakian Puncak Mandala dan Puncak Yamin. Program live in, dan Festival Budaya diselenggarakan di Oksibil (Pegunungan Bintang), Bandung, dan Jakarta,” kata Abdullah Fadhlurrohman Hidayat, Anggota Muda Wanadri yang menjadi koordinator program live in.
“Saat ini kegiatan live in sedang berlangsung di 7 desa di Pegunungan Bintang Papua, di antaranya ada Desa Bime, Okatem, Parim, Mimin, Pepera, Bombakon, dan Aboding,” tambah pria yang akrab disapa Abdul ini.
Pegunungan Bintang, Papua (Foto:  Moh Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pegunungan Bintang, Papua (Foto: Moh Fajri/kumparan)
Dari ketujuh kampung itu kumparan tinggal di Desa Aboding. Desa yang jaraknya dengan ibu kota kabupaten tak terlalu jauh. Desa tersebut bisa ditempuh menggunakan ojek motor selama sekitar 30 menit. Namun apabila ingin menempuhnya dengan jalan kaki juga bisa dengan waktu tempuh kurang lebih 3 jam, dengan catatan tidak banyak berhenti di tengah jalan.
ADVERTISEMENT
Jalanan dari Oksibil menuju Desa Aboding cukup bersahabat, sebagian besar sudah diaspal. Sebagian lagi masih bebatuan keras yang tinggal menunggu waktu untuk diaspal. Medan pegunungan membuat perjalanan bergantian menanjak dan menurun. Meskipun tidak terlalu curam, namun cukup mengkhawatirkan apabila tidak fokus dalam berkendara.
Selama perjalanan, kumparan melihat indahnya pepohonan nan hijau menyejukkan mata. Pemandangan yang bisa mengobati rasa lelah dalam perjalanan, sayang kalau dilewatkan.
Selain kumparan, program live in juga diikuti oleh relawan-relawan yang terpilih. Relawan tersebut kebanyakan merupakan profesional yang rela cuti kerja demi bisa ikut berbagi dengan masyarakat di Pegunungan Bintang. Desa Aboding sendiri terdapat dua relawan yang datang yaitu Neneng Churaeroh dan Maria Monica Wihardja.
Pegunungan Bintang, Papua (Foto:  Moh Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pegunungan Bintang, Papua (Foto: Moh Fajri/kumparan)
Abdul menjelaskan, selama masa live in ini Wanadri juga memanfaatkannya untuk memastikan segala perizinan pendakian ke Puncak Mandala dan Puncak Yamin didukung oleh pemerintah setempat, khususnya dewan adat. Sehingga pendakian yang rencananya dimulai tanggal 15 Mei nanti bisa lancar.
ADVERTISEMENT
“Untuk pendakian Puncak Mandala disana terdapat lima pendamping dari Wanadri dan lima relawan umum yang ikut serta dalam pendakian kali ini. Dalam kegiatan pendakian Mandala dan Yamin akan diselenggarakan pada 15 Mei. Hingga saat ini proses pendakian sedang dalam tahap perizinan,” terang Abdul.
Gunung Yamin merupakan gunung yang berada sekitar 4.500 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sedangkan Gunung Mandala berketinggian 4.760 mdpl.
Sementara itu untuk Festival Budaya, Abdul mengungkapkan agenda ini akan dilaksanakan di Oksibil, Pegunungan Bintang terlebih dahulu yang direncanakan pada Juli. Sedangkan di Bandung pada September dan diakhiri di Jakarta pada Oktober.
“Festival Budaya di dalamnya terdapat kegiatan ini adalah interaksi antara relawan pendakian dan masyarakat umum serta didalamnya itu akan ada penampilan-penampilan budaya dari Papua,” ungkap Abdul.
ADVERTISEMENT
Wanadri merupakan perhimpunan penempuh rimba dan pendaki gunung yang berkedudukan di Bandung. Sedangkan Indonesia Mengajar adalah organisasi nonpemerintah yang bergerak di bidang pendidikan dengan salah satunya mengirimkan Pengajar Muda ke ujung negeri, termasuk di Pegunungan Bintang, Papua.
Pegunungan Bintang, Papua (Foto:  Moh Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pegunungan Bintang, Papua (Foto: Moh Fajri/kumparan)