Mereka yang Lantang Menentang Trump

23 Desember 2017 8:00 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Donald Trump pidato National Security Strategy (Foto: EUTERS/Carlos Barria)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump pidato National Security Strategy (Foto: EUTERS/Carlos Barria)
ADVERTISEMENT
Keputusan Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota mendapat tentangan keras dari dunia internasional. Hal itu terbukti dengan sikap 128 negara yang menolak keputusan AS tersebut dalam sidang umum PBB, kemarin (21/12) di New York, Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Dalam sidang tersebut, sebagian negara melakukan pidato pernyataan sikap. Negara mana saja yang melakukan pidato dan apa yang mereka katakan? Berikut rangkumannya.
1. Indonesia
Presiden Jokowi dan Presiden Palestina (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi dan Presiden Palestina (Foto: Dok. Istimewa)
Telah bersahabat sejak lama, Indonesia tak pernah berubah sikap dalam ihwal membela Palestina. Dalam pidato yang diwakili diplomat Dian Triansyah Djani, Indonesia menegaskan akan selalu berada di pihak Palestina.
"Indonesia tidak akan mundur sejengkal pun dalam perjuangan kemerdekaan Palestina," kata Dian di akhir pidato dalam bahasa Indonesia.
Adapun poin penting yang menjadi penekanan Dian adalah resolusi nomor 478 yang dibuat Dewan Keamanan PBB pada 1980. Resolusi tersebut berisi imbauan bagi negara-negara untuk menarik semua misi diplomatik dari Yerusalem sampai ada perdamaian bagi warga Palestina.
"Dan itu masih berlaku sampai sekarang," ujarnya.
ADVERTISEMENT
2. Yaman
Presiden Yaman Abd Rabbuh Mansur Hadi (Foto: Reuters/Stringer)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Yaman Abd Rabbuh Mansur Hadi (Foto: Reuters/Stringer)
Yaman turut memberi pernyataan sikap dalam sidang PBB tersebut. Dalam pidatonya, diplomat Yaman Khaled Hussein Mohamed Alyemany mengatakan negaranya kecewa terhadap veto AS yang menghentikan sidang DK PBB.
Persoalan seharusnya bisa selesai di sana dan mempunyai muatan hukum yang mengikat. Namun sayang, AS menggagalkannya.
"Sikap AS adalah bentuk pelanggaran yang berat terhadap hak rakyat Palestina, negara Arab, dan Muslim beserta umat Kristiani di seluruh dunia," kata Khaled.
Khaled juga menyoroti politik AS yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. "Itu merupakan ancaman yang serius terhadap perdamaian dan kestabilan di daerah konflik dan seluruh dunia," imbuhnya.
3. China
Presiden China Xi Jinping (Foto: REUTERS/Aly Song)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden China Xi Jinping (Foto: REUTERS/Aly Song)
China adalah salah satu anggota tetap DK PBB yang menolak keputusan AS untuk memindahkan kedutaannya sebagai simbol pengakuan Yerusalem adalah ibu kota Israel. Penolakan tersebut berdasarkan anggapan China yang melihat bahwa tindakan AS akan berdampak negatif terhadap usaha mencari perdamaian di daerah konflik.
ADVERTISEMENT
"China mendukung penuh proses perdamaian di Timur Tengah dan hak warga Palestina, termasuk di dalamnya negara Palestina yang merdeka dan berdiri sendiri," ujar Shen Bo, diplomat asal negeri tirai bambu tersebut.
Dia pun menekankan posisi dan sikapnya tidak akan berubah.
"China akan terus memainkan peran konstruktif dalam misi politik untuk mencari perdamaian bagi Palestina," katanya.
4. Malaysia
PM dan Wakil PM Malaysia mendukung Palestina (Foto: Twitter @NajibRazak)
zoom-in-whitePerbesar
PM dan Wakil PM Malaysia mendukung Palestina (Foto: Twitter @NajibRazak)
Negara tetangga Indonesia ini juga turut menyatakan sikap membela Palestina di Mahkamah Internasional. Malaysia lebih menekankan kekhawatirannya terhadap sikap yang AS keluarkan pada 6 Desember lalu tentang Yerusalem.
"Kebijakan tersebut akan mengacaukan usaha menuju solusi perdamaian yang menyeluruh, adil, dan berkelanjutan bagi konflik Israel-Palestina," kata M. Shahrul Ikram Yaakob, diplomat utusan Malaysia.
ADVERTISEMENT
Dia pun menekankan, kebijakan Trump tersebut hanya menyebabkan kecemasan dan frustrasi di kalangan muslim di seluruh dunia. "Karena Al-Quds adalah jantung dari perjuangan warga Palestina, mengakuinya sebagai ibu kota Israel hanya akan mendukung kebijakan Netanyahu yang brutal dan represif," uar Shahrul.
"Kami pun khawatir situasi ini hanya akan menjadi agenda bagi para ekstremis dan menghambat usaha kita bersama dalam melawan terorisme dan mengakhiri lingkaran kekerasan," tekannya.
5. Korea Selatan
Ilustrasi Bendera Korea Selatan (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bendera Korea Selatan (Foto: Pixabay)
Dalam sidang, Korea Selatan mengingatkan negara-negara anggota PBB akan Gerakan Tanpa Poros yang dibicarakan dalam konferensi ke-70.
"Para anggota sudah berkomitmen untuk mendukung kepentingan negara berkembang dalam isu yang menyangkut perdamaian dan keamanan internasional," ujar Ja Song Nam, diplomat asal Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Karenanya, Korea Selatan menyatakan keputusan terbaru AS terhadap Yerusalem adalah sebuah hinaan terhadap komunitas internasional. "Kami mengutuk keputusan tersebut karena ceroboh dan semena-mena," tandas Dong Nam.
Di akhir pidatonya, dia menyatakan Korea Selatan mendukung warga Palestina dan usahanya untuk mendirikan negara dengan menjadikan Al-Quds sebagai ibu kotanya.
6. Afrika Selatan
Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma (Foto: REUTERS/Sumaya Hisham)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma (Foto: REUTERS/Sumaya Hisham)
Negara ini menyatakan kekhawatiran yang mendalam terhadap tindakan Amerika yang ingin mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Mereka menganggap, keputusan tersebut akan mengacaukan usaha yang sudah ditempuh selama ini dalam membawa perdamaian ke Timur Tengah, secara khusus di Palestina.
"Pemerintah Afrika Selatan tetap berdiri pada keputusan two-state solution yang diajukan untuk Palestina dan Israel, berdasarkan pengakuan internasional terhadap kemerdekaan negara Palestina," kata Wouter Hofmer Zaayman, diplomat yang diutus Afrika Selatan.
ADVERTISEMENT
Dia pun menerangkan bahwa negaranya meminta AS kembali mempertimbangkan keputusannya untuk memindahkan kedubesnya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
7. Suriah
Bashar al-Assad (Foto:  Reuters/Sana)
zoom-in-whitePerbesar
Bashar al-Assad (Foto: Reuters/Sana)
Negara yang tengah mengalami konflik di negaranya sendiri ini tidak menutup mata terhadap perjuangan Palestina. Suriah dengan tegas mengutuk keputusan Trump untuk memindahkan kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
"Keputusan itu bersifat unilateral dan tidak mengubah status hukum Yerusalem," kata Mounzer Mounzer, diplomat yang bertugas.
Mounzer juga menegaskan kalau Suriah akan terus berjuang untuk kemerdekaan Palestina dan menjadikan Al-Quds sebagai ibu kotanya. Dia pun mengecam AS karena kesombongannya.
"Ini adalah adidaya yang melihat PBB sebagai institusi internasional belaka, dan memperlakukannya seperti anak kecil," ujar Mounzer.
Sekilas adalah tujuh negara yang menyatakan sikapnya di podium Gedung PBB kemarin. Negara lain yang angkat bicara antara lain Pakistan, Maladewa, Nikaragua, Republik Ceko, Armenia, Hungaria, Latvia, Argentina, Romania, Estonia, Iran, Kuba, dan Bangladesh.
ADVERTISEMENT
Dari 172 negara yang mengikuti perhitungan suara, 128 negara mendukung resolusi, sembilan negara menolak, sementara 35 lainnya abstain. Hasilnya memang tidak mengikat secara hukum, tapi cukup untuk membuat Amerika Serikat berang.
===============
Simak ulasan mendalam lainnya dengan mengikuti topik Outline!