Mereka yang Meniru Aksi Kartu Kuning Ketua BEM UI

3 Februari 2018 12:36 WIB
Mukernas 1 KA-KAMMI (Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mukernas 1 KA-KAMMI (Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejumlah anggota Keluarga Alumni Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KA-KAMMI) ramai-ramai mendukung langkah Ketua BEM UI Zaadit Taqwa yang memberikan kartu kuning ke Presiden Joko Widodo saat Acara Dies Natalis UI, Jumat (2/2) lalu.
ADVERTISEMENT
Aksi ini diawali pembukaan Mukernas I KA-KAMMI , saat Ketua Panitia pelaksana Mukernas Muhammad Ilyas memberikan sambutannya kepada hadirin yang menyaksikan acara. Ia tiba-tiba mengacungkan kartu kuning saat memberi sambutan dalam membuka acara.
"Kalau anak muda berkumpul pasti ada masalah. Pergi ke Jakarta naik kereta. Kalau terus begini kondisi negara, lampu kuning berubah jadi merah," kritik Ilyas, di Hotel Royal Kuningan, Sabtu (3/2).
Mukernas 1 KA-KAMMI (Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Mukernas 1 KA-KAMMI (Foto: Kevin S. Kurnianto/kumparan)
Presiden KA-KAMMI sekaligus Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah bahkan ikut-ikutan mengacungkan kartu. Jika Zaadit dan Ilyas mengacungkan kartu kuning, Fahri mengacungkan kartu merah.
"Ketika Mahasiswa UI itu kemarin mengeluarkan kartu kuning, itu seperti komando buat kita untuk mengingatkan pemerintah dengan metode mahasiswa. Kalau yang lain kuning, saya kebetulan ada merah," kelakar Fahri.
ADVERTISEMENT
Aksi tersebut kemudian diikuti seluruh anggota KA-KAMMI yang hadir. Mereka kompak mengacungkan kartu kuning. Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon yang hadir juga ikut mengacungkan kartu dalam kesempatan itu.
"Saya kira secara umum itu masih kartu kuning sebagai apa namanya banyak sekali hal-hal yang harus diperingatkan. Itu kan peringatan terhadap pemerintah yang mempersulit yang makin membuat masyarakat susah dalam berbagai macam kebijakan," ujar Fadli Zon.
Sebelumnya, Zaadit mengacungkan 'kartu kuning' kepada Jokowi. Kartu ini sebenarnya sebuah buku Paduan Suara. Aksi ini disertai peniupan peluit sama seperti wasit sepak bola yang memberi peringatan ketika ada pelanggaran. Akibat aksinya, Zaadit lalu diamankan oleh Paspampres.