Miftahul Jannah Masih Terpukul Usai Didiskualifikasi karena Jilbab

8 Oktober 2018 18:43 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Miftahul Jannah, atlet para judo Indonesia di Asian Para Games 2018 (Foto: ANTARA/BOLA.COM/M Iqbal Ichsan)
zoom-in-whitePerbesar
Miftahul Jannah, atlet para judo Indonesia di Asian Para Games 2018 (Foto: ANTARA/BOLA.COM/M Iqbal Ichsan)
ADVERTISEMENT
Miftahul Jannah (21), atlet judo Indonesia di Asian Para Games 2018, tak bisa menahan kekecewaan dan kesedihannya karena baru saja didiskualifikasi. Ia gagal bertanding karena ada aturan soal jilbab.
ADVERTISEMENT
Tak dapat membela negara dan menyumbangkan medali di cabang olahraga judo pada Asian Para Games 2018 membuat Miftahul Jannah begitu bersedih.
Pendamping Miftah, Wakil ketua KONI Aceh Barat Daya (Abdya) Alamsyah, mengatakan pascansiden dilarang tampil oleh juri, Miftah langsung masuk ke kamarnya di Wisma Atlet Kemayoran. Namun menurutnya, Miftahul tetap berupaya tegar.
“Untuk sementara dia belum mau bicara. Sekarang lagi di mess,” kata Alamsyah, dihubungi kumparan, Senin (8/10).
Menurutnya wajar jika Miftah sedih karena dia sudah berlatih keras untuk mempersiapkan diri demi mengikuti ajang Asian Para Games selama 10 bulan lebih. Namun hingga kini Miftah masih berupaya untuk ikhlas.
“Miftah menerima atas keputusan juri meski dia tetap merasa sedih. Karena dia sudah menghabiskan waktu berlatih selama 10 bulan lebih di pelatnas. Cuma dia ada menyampaikan, ini merupakan yang terakhir untuk ikut cabang judo, karena ini mengorbankan hak privasi seseorang,” sebut Alamsyah
ADVERTISEMENT
“Sebagai pendamping saat ini saya terus memberikan support kepadanya," tutup dia.
Dilansir Antara, penanggung jawab pertandingan judo Asian Para Games 2018 Ahmad Bahar mengatakan, Miftah enggan melepas jilbab ketika bertanding karena tidak mau auratnya terlihat lawan jenis.
"Kami sudah mengarahkan atlet, tapi dia tidak mau. Bahkan, dari Komite Paralimpiade Nasional (NPC), tim Komandan Kontingen Indonesia sudah berusaha dan mendatangkan orang tua dari Aceh untuk memberi tahu demi membela negara," katanya tentang dukungan kepada atlet tunanetra itu.
Atlet berusia 21 tahun itu, menurut Bahar, telah menginjak matras pertandingan dan enggan melepas jilbab pada pertandingan kelas 52 kilogram blind.