Misteri Dentuman di Lampung dan Sumsel Terjawab: Letusan Anak Krakatau

27 Desember 2018 13:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gambar dari udara kondisi Anak Gunung Krakatau. (Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar dari udara kondisi Anak Gunung Krakatau. (Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Misteri dentuman yang didengar warga Lampung dan Sumatera Selatan (Sumsel) terjawab. Suara itu berasal dari letusan Gunung Anak Krakatau.
ADVERTISEMENT
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memastikan dentuman itu disebabkan gunung di Selat Sunda yang sedang meningkat aktivitasnya. Saat dentuman terdengar, sensor BMKG di dekat Gunung Anak Krakatau mencatat adanya getaran tanah.
"Sebagai contoh adalah suara dentuman yang terdengar oleh petugas BMKG Stasiun Geofisika Liwa (Lampung) pada tanggal 25 Desember 2018 sekitar pukul 22.00 WIB dan pada tanggal 26 Desember 2018 pukul sekitar 20.40 WIB, kedua event dentuman ini tercatat dengan baik oleh sensor seismik BMKG yang berada di Liwa," kata Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/12).
Sensor gempa BMKG catat suara dentuman yang terdengar di Lampung dan Sumatera Selatan (Foto: Dok. BMKG)
zoom-in-whitePerbesar
Sensor gempa BMKG catat suara dentuman yang terdengar di Lampung dan Sumatera Selatan (Foto: Dok. BMKG)
Daryono mengatakan, hingga kini suara erupsi Gunung Anak Krakatau masih terdengar. Arah angin dianggap juga ikut menyebarkan dentuman dan gemuruh akibat letusan gunung.
ADVERTISEMENT
"Arah angin yang sedang mengarah ke mana, maka daerah itu akan mendengar suara dentuman lebih jelas," sebut Daryono.
Saat ini, Gunung Anak Krakatau dalam status Siaga. Warga tidak diperbolehkan memasuki kawasan yang berada dalam radius 5 kilometer dari kawah.