MUI Tanggapi Jemaah Banser yang Kumandangkan Mars di Masjidil Haram

27 Februari 2018 8:18 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jemaah umrah yang lantunkan mars saat sai (Foto: Twitter.com/gunromli)
zoom-in-whitePerbesar
Jemaah umrah yang lantunkan mars saat sai (Foto: Twitter.com/gunromli)
ADVERTISEMENT
Saat menjalankan ibadah umrah, Guntur Romli mengunggah video dengan lantunan "Yaa Lal Wathan". Politikus Partai Solidaritas Indonesia itu melantunkannya di sela-sela Sai (berjalan dan berlari-lari kecil pulang-pergi tujuh kali dari Safa ke Marwa dan sebaliknya) --salah satu rukum umrah dan Haji--.
ADVERTISEMENT
"Selain bacaan-bacaan saat Sai, Jamaah Sorban (anSOR BANser) juga gelorakan Ya Lal Wathan...Indonesia biladi... Indonesia Negeriku... di Masjidil Haram Makkah," cuit Guntur Romli di akun Twitternya, Sabtu (24/2).
Gerakan Pemuda (GP) Ansor merupakan organisasi kepemudaan yang berafiliasi pada Nahdlatul Ulama (NU). Sementara Banser atau Barisan Ansor Serbaguna adalah badan otonom dari GP Ansor.
Video itu lantas mendapat respons prokontra. Beberapa pihak menilai ibadah yang dilakukan Guntur tidak sah.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia Cholil Nafis berpendapat, lantunan itu sah-sah saja dilakukan. Sebab menurutnya, dalam menjalankan Sai, tidak ada kewajiban atau syarat bacaan tertentu.
"Yang penting melakukan jalan tujuh kali antara bukit Safa dan Marwa. Cuma yang lebih afdal dan sesuai dengan ibadah itu mengucap zikir dan doa serta tak mengganggu orang lain yang sedang beribadah dengan suara kerasnya," ujar Cholil dalam keterangan tertulis, Selasa (27/2).
ADVERTISEMENT
Menurut Cholil, sebaiknya, dalam menjalankan ibadah umrah, dia mengimbau masyarakat untuk khusyuk, berzikir, dan menghindari banyak publikasi agar dijauhkan dari sifat pamer atau riya.
"Tidak ada larangan, cuma membaca syair itu tak pada tempatnya," tuturnya.
Dalam video itu, sejumlah jemaah lantang melantunkan "Yaa Lal Wathan" sembari mengepalkan tangan ke udara. Dikutip dari situs resmi NU, lantunan itu adalah lagu karya salah satu pendiri NU, KH. Wahab Hasbullah.
Guntur pun sudah angkat bicara terkait unggahannya itu. Di akun media sosial Facebook, Guntur menulis ulang pendapat KH. Asnawi Ridlwan, Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail NU.
"Menggaungkan syiir 'Ya Lal Wathon' saat pelaksanaan sai adalah sebuah kebaikan dengan syarat tidak disuarakan dengan arogan hingga mengganggu yang lain. Karena cinta tanah air adalah kewajiban setiap muslimin," tulis Guntur.
ADVERTISEMENT
Guntur juga menilai, saat ini ajaran cinta tanah air banyak yang tidak memahami. Menurutnya tidak mencintai NKRI beserta perangkatnya adalah perbuatan dosa.
"Maka diharuskan untuk segera bertaubat, terlebih saat ibadah sai," tutup Guntur.