Musala Bergaya China Dibangun di Kolong Tol: Tionghoa Tak Anti-Islam

5 April 2018 20:08 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Musala bawah kolong tol (Foto: Lolita Valda/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Musala bawah kolong tol (Foto: Lolita Valda/kumparan)
ADVERTISEMENT
Musala unik bergaya China yang berdiri di kolong tol Warakas, Papanggo, Jakarta Utara, dibangun oleh mualaf bernama Yusuf Hamka. Dia membangun musala unik tersebut dengan merogoh kocek pribadi.
ADVERTISEMENT
Yusuf Hamka saat ini menjabat sebagai penasihat di PT Citra Marga Nusaphala Persada, yang merupakan pengelola tol di kawasan tersebut. Kepada kumparan (kumparan.com), Yusuf mengaku sengaja membangun musala bergaya China untuk menepis anggapan warga keturunan China anti-Islam.
"Bukan karena saya mualaf dan bukan karena saya ingin memamerkan bahwa ini orang Tionghoa bikin (musala), bukan," kata Yusuf saat berbincang, Kamis (5/4).
Musala bergaya china di kolong tol (Foto: Lolita Valda/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Musala bergaya china di kolong tol (Foto: Lolita Valda/kumparan)
"Yang saya mau, bahwa tidak ada kebenaran yang mengatakan orang China anti-Islam karena di China sendiri banyak sekali masjid-masjid, bahkan mereka jauh lebih fanatik," bebernya.
Yusuf menjelaskan, hadist yang menyebut 'tuntutlah ilmu walau hingga ke negeri China', tidak selayaknya dimaknai untuk memecah belah. Dia juga meminta agar warga keturunan China tidak anti-Islam, dan warga muslim tidak anti-China, sehingga tidak merusak kebinekaan NKRI.
ADVERTISEMENT
Musala bergaya China di Kolong Tol (Foto: Lolita Valda/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Musala bergaya China di Kolong Tol (Foto: Lolita Valda/kumparan)
"Jadi akhirnya, orang enggak usah khawatir banyak kok orang China yang masuk Islam terus orang Islam enggak usah alergi sama orang China. Banyak juga kok di China muslimnya," tuturnya.
Sebagai muslim, Yusuf mengaku harus mengharumkan Islam khususnya di kalangan etnis China. Dia menyebut muslim tidak mengajarkan kekerasan.
"Banyak orang yang baik, banyak orang Islam yang kaya, nah ini saya ingin menunjukan seperti itu," tuturnya.