Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
ADVERTISEMENT
Mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak , meminta perlindungan sebagai saksi dalam kasus megakorupsi 1MDB. Najib mengaku ia dan keluarganya mendapat ancaman dari dalam dan luar negeri.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Malay Mail, Minggu (20/5), Najib telah melayangkan laporan kepada polisi pada Jumat (18/5) lalu di Mabes Polisi Malaysia di Sentul, Kuala Lumpur.
Dalam laporannya, pria yang pernah berkuasa selama sembilan tahun itu mengungkapkan, keluarganya mendapat ancaman dari sejumlah pihak baik dari Malaysia maupun luar negeri.
Tak hanya itu, Najib juga menyinggung soal penggeledahan yang dilakukan polisi di rumahnya pada Kamis (10/5) lalu. Ia mengatakan bahwa polisi berada di kediamannya selama 18 jam dan mengamankan barang pribadi miliknya dan anaknya, yang tidak berkaitan dengan 1MDB.
"Uang yang diamankan petugas itu donasi untuk kampanye pemilu Barisan Nasional. Para penyelidik tak memberikan saya daftar barang-barang yang disita," kata dia.
Sementara uang senial 2,6 miliar Ringgit yang ditransfer ke rekening pribadinya itu diklaim Najib sebagai donasi dari keluarga Kerajaan Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
"Saya hanya berperan sebagai penasihat dalam 1MDB. Tidak terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Sebaliknya, keputusan transaksi 1MDB dibuat oleh dewan direksi dan manajemen," tegas Najib.
Sebelumnya dua anggota KPK Malaysia telah mengunjungi kediaman Najib di Kuala Lumpur pada Jumat.
"Mereka datang untuk memberi tahu Najib untuk datang ke MACC Selasa pekan depan untuk memberikan keterangan," sebut salah seorang anggota MACC kepada Reuters.
Najib diduga menerima aliran dana dari 1MBD sebesar USD 10,6 juta atau setara 149 miliar yang ditransfer ke rekening pribadinya.