Nama Mensesneg Disebut Terkait Gagalnya UAS Ceramah di UGM

10 Oktober 2019 12:37 WIB
Ustaz Abdul Somad di Banda Aceh Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ustaz Abdul Somad di Banda Aceh Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Ustaz Abdul Somad (UAS) batal mengisi kuliah umum di Masjid UGM pada 12 Oktober mendatang. Takmir Masjid Universitas Gadjah Mada (UGM), Mashuri Maschab, mengatakan pembatalan oleh rektorat itu terkait sejumlah alasan seperti tekanan dari alumni, UAS yang dianggap kontroversial, hingga dikaitkan dengan pelantikan presiden 20 Oktober mendatang.
ADVERTISEMENT
Alasan tersebut dia dengar sendiri dari Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran, Kemahasiswaan UGM Djagal Wiseso pada Rabu (9/10) lalu. Tak hanya tiga alasan itu, pihak kampus juga membawa nama pejabat negara dalam pertemuan itu, salah satunya Mensesneg Pratikno.
“Mereka menjelaskan karena banyak tekanan alumni dan macam-macam,” kata Mashuri.
“Disebut juga Mas Tik (Pratikno). Meskipun dia tidak mengatakan Mas Tik nyuruh itu (membatalkan). Tapi cuma disebutkan Mas Tik sebagai orang yang diperhatikan. Tapi saya juga tidak menangkap Mas Tik menyuruh,” ujarnya.
Mashuri malah akan mempertimbangkan mengirim tulisan berkaitan kronologi persoalan ini ke Pratikno. Dia merasa perlu memberi tahu Pratikno agar Pratikno tidak menjadi topeng orang lain.
“Sambil saya katakan Djagal (Warek) menyebut nama-nama ente (Pratikno). Dia (Pratikno) mahasiswa saya. Saya punya kepentingan menjaga dia sebagai murid saya dulu. Jangan dia dijadikan topeng orang lain sementara dia sendiri enggak ngapa-ngapain,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Selain Pratikno, nama Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono juga dibawa-bawa. Namun Mashuri yakin Sultan tidak terkait dengan pembatalan ini dan namanya hanya dibawa-bawa saja.
“Saya juga enggak yakin karena itu selalu diomongkan. Karena alasannya itu kan tanah keraton. Kalau saya sih enggak yakin (Sultan ikut membatalkan),” ujarnya.
Dia sendiri merasa perlu bicara blak-blakan ke publik agar takmir tidak dikambinghitamkan dalam masalah ini.
“Saya akan menjelaskan apa yang terjadi karena saya tidak mau dikambinghitamkan takmir leda-lede (tidak tegas). Ngundang orang dibatalkan, hanya itu saja,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan dari Mensesneg Pratikno dan Sri Sultan Hamengku Buwono X.