Nasib Anjing yang Terkam ART Presenter Bima Aryo hingga Tewas

4 September 2019 11:28 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anjing. Foto: Gettyimages
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anjing. Foto: Gettyimages
ADVERTISEMENT
Sparta, anjing belgian malinois milik keluarga presenter Bima Aryo yang menggigit asisten rumah tangga (ART)-nya, Yayan, hingga tewas telah diangkut ke Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
Selain Sparta, dibawa juga seekor anjing herder jerman dan dua ekor anjing pudel. Keempat anjing itu akan diobservasi selama beberapa waktu guna mengetahui potensi rabies pada hewan tersebut.
“Untuk binatangnya sendiri sudah diambil oleh KPKP beserta staf dari camat. Dalam arti (untuk mengetahui) apakah binatang tersebut terjangkit virus atau tidak. Nah, dari hasil itu nanti kita dapatkan,” ungkap Kapolsek Cipayung Kompol Abdul Rasyid, Selasa (3/9).
Proses observasi itu seiring dengan proses penyelidikan yang dilakukan polisi atas kasus nahas yang terjadi pada Jumat (30/8) lalu ini.
Rasyid mengatakan, sudah memeriksa sejumlah saksi baik dari keluarga Bima maupun dari keluarga ART yang meninggal dunia. Hasil penyelidikan tersebut nantinya akan dikomparasikan dengan hasil observasi KPKP untuk melihat ada-tidaknya unsur pidana dalam kejadian tersebut.
ADVERTISEMENT
“Ini kan masih tahap penyelidikan, dari hasil itu nanti baru kita lihat nantinya,” ujar Rasyid.
Kasus ini tetap diselidiki, meski sebelumnya kedua belah pihak menyatakan siap menyelesaikannya secara damai. Pihak Bima sudah memberikan Rp 60 juta untuk keluarga Yayan.
Sparta merupakan anjing milik Bima Aryo yang biasa diajak Bima mengisi konten di akun Youtube-nya. Di Youtube, Bima Aryo memiliki pengikut hingga nyaris satu juta.
Atas peristiwa yang menimpa Yayan, Bima Aryo menyatakan bahwa peristiwa itu merupakan tragedi dan dia akan memberikan keterangan pada media dalam waktu dekat.
"Ada saatnya saya akan sampaikan. Banyak sekali pelajaran, nanti kita share," ujar Bima Aryo, Selasa (3/9), saat mendampingi petugas yang mengangkut anjing peliharaannya.
ADVERTISEMENT
Saat peristiwa penyerangan Sparta terhadap Yayan terjadi, Bima sedang tidak di tempat karena tengah sibuk mengurusi acara pernikahannya.
Proses Observasi 14 Hari
Dihubungi terpisah, Kepala Seksi Peternakan dan Kesehatan Hewan Sudin KPKP Irma Budiani pun menjelaskan seputar proses observasi terhadap anjing milik Bima. Menurutnya, proses itu akan memakan waktu maksimal 14 hari.
“Observasi itu kita simpan. Kita isolasi dan kita amati tingkah lakunya. Jadi biasanya inkubasi,” ujar Irma.
Menurut Irma, kejadian yang menewaskan ART beberapa waktu lalu itu telah membuat pemerintah setempat mengambil sikap. Selain untuk mendukung penyelidikan polisi, katanya, anjing milik Bima diangkut lantaran warga sudah tidak menginginkan anjing tersebut dipelihara di lingkungan mereka.
“Yang jelas anjing itu udah nggak boleh kembali ke tempatnya. Semua anjingnya. Karena warga udah protes, kan. Pak Camat udah mengimbau supaya itu enggak kembali lagi. Apalagi yang menggigit kan. Jadi anjing-anjing itu diungsikan ke tempat lain,” papar Irma.
ADVERTISEMENT
“Kecuali anjing yang menggigit. Anjing yang menggigit nanti kita serahkan ke polisi,” imbuhnya lagi.
Suasana lokasi Asisten Rumah Tangga yang tewas di gigit anjing majikannya. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Yayan (35) tewas akibat dicakar dan digigit anjing peliharaan majikannya pada Jumat malam. Ia diserang dengan ganas saat hendak membersihkan kandang anjing tersebut.
Akibat serangan itu, Yayan mengalami luka-luka di bagian leher, dada, punggung dan perut. Ia dilarikan ke RS Polri Kramatjati dalam kondisi kehabisan banyak darah. Ia meninggal saat sebelum sempat mendapat pertolongan dari para medis.