Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Nenek Supinah Menjemput Mimpi Berangkat Haji
28 Juli 2018 19:37 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Berkah berangkat ibadah haji bisa menjadi milik siapa saja yang yakin dan bersabar. Seperti yang dialami Supinah (76 tahun), nenek sebatang kara yang dapat mewujudkan impiannya berangkat ke tanah suci dari hasil menabung bertahun-tahun.
ADVERTISEMENT
Supinah yang sudah puluhan tahun ditinggal meninggal suaminya itu dengan tekun dan sabar menyisihkan sebagian uang yang didapatnya dari bekerja. Hal itu dilakukannya demi mewujudkan cita-citanya untuk beribadah haji.
Sejak usianya masih muda, Supinah bekerja sebagai buruh tani. Pada saat ia pertama kali bekerja, Supinah mengaku hanya mendapat upah Rp 500 setiap harinya. Seiring waktu, upah Supinah bertambah menjadi Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu rupiah perharinya.
Meski upah tak seberapa, dia tetap bersyukur menjalani pekerjaan sesuai dengan kemampuannya. Berpendapatan tipis tak lantas menyurutkan angan-angan yang tinggi bagi Supinah untuk berangkat haji. Uang yang diperolehnya setelah menggarap sawah, ia simpan sedikit demi sedikit.
Demi mewujudkan keinginannya berhaji, nenek asal Dukuh Krajan Ngrupit Jenangan Bojonegoro ini berhemat dalam hal apapun. Setiap hari, dia hanya masak 2 gelas kecil beras dengan lauk sayuran seadanya.
ADVERTISEMENT
“Sambel terong bayem saja. Paling bagus, pake tahu dan tempe,” ucap Supinah dengan senyum merekah, Sabtu (28/7).
Menurut penuturannya, uang itu selalu dia simpan di bawah amben (ranjang, -red). Ketika uangnya sudah terkumpul sebanyak Rp 300 ribu, ia kemudian menitipkannya pada tetangga dekat yang dipercayainya.
"Saking lama nyimpannya, uang sampe dimakan rayap dan jamuran,“ kenangnya.
Ketekunannya menabung akhirnya berbuah ketika tahun 2010 lalu, uang yang titipkan tetangganya telah terkumpul lebih dari Rp 25 juta. Dengan diantar tetangganya, Supinah mantap untuk mendaftar haji.
Karena sudah lanjut usia, hampir satu tahun terakhir ini Supinah menyudahi pekerjaannya sebagai buruh tani. Namun dirinya tetap bekerja serabutan semampunya. Dua hari sekali, Supinah memetik bunga Turi dari satu pohon yang dimilikinya. Bunga Turi tersebut bisa dijual seharga Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu.
ADVERTISEMENT
“Ya, uangnya bisa untuk beli beras, garam untuk makan. Turinya juga kadang buat makan,” ujar Supinah.
Selain itu, Supinah juga masih suka mencari kayu untuk bahan bakar dapurnya. Meski usianya sudah lanjut, Supinah terlihat masih sehat dan kuat. “Mungkin kebiasaan saya kerja keras, gerak terus jadi ya alhamdulillah masih sehat,” kata dia.
Tahun 2018 ini, Supinah tercatat menjadi salah satu calon jemaah haji dari Indonesia. Ia tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 37 rombongan 8 asal Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Ketekunan dan kesabaran Supinah selama ini mampu mengantarnya untuk menyempurnakan ibadahnya dengan berangkat haji ke Tanah Suci. Semoga menjadi hajah yang mambrur, Mbah Supinah.