Nicolas Maduro Akan Tutup Kedutaan Venezuela di AS

25 Januari 2019 4:55 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Venezuela Nicolas Maduro berbicara usai disumpah pada saat upacara pelantikan presiden di Caracas, Venezuela. (Foto: REUTERS / Carlos Garcia Rawlins)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Venezuela Nicolas Maduro berbicara usai disumpah pada saat upacara pelantikan presiden di Caracas, Venezuela. (Foto: REUTERS / Carlos Garcia Rawlins)
ADVERTISEMENT
Venezuela akan menutup kedutaan dan seluruh konsulat mereka di Amerika Serikat (AS). Hal itu disampaikan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, usai pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido, yang mengklaim sebagai presiden baru mendapatkan beking dari AS.
ADVERTISEMENT
Seperti dilansir Reuters pada Jumat (25/1) waktu setempat, Maduro juga menyetujui masukan Meksiko dan Uruguay untuk berdialog dengan oposisi dalam menyelesaikan dualisme kepemimpinan di Venezuela.
Upaya Maduro untuk mempertahanan kekuasaannya juga dilakukan dengan mempersiapkan kekuatan militer. Menteri Pertahanan Venezuela, Vladimir Padrino Lopez mengatakan, pemerintahan Maduro akan meminta para petinggi militer untuk "mendukung presiden yang konstitusional,".
Lopez menambahkan, militer Venezuela juga akan unjuk kekuatan untuk "mendukung kedaulatan pemerintah,". Penggalangan kekuatan militer ini merupakan peringatan bagi negara asing yang mendukung Guaido.
Lopez menyebut penggalangan kekuatan itu juga untuk menghadapi Guaido yang menurutnya berusaha melakukan kudeta. "Maduro merupakan presiden yang sah," tegas Lopez seperti dilansir AFP.
Sebelumnya, Guaido berpidato dihadapan ratusan ribu orang di Caracas pada Rabu (23/1). Dalam pidatonya, dia mengatakan Maduro telah merampas kekuasaan. Guaido berjanji membentuk pemerintahan transisi yang membantu negara itu lepas dari jerat krisis ekonomi parah.
ADVERTISEMENT
"Saya bersumpah untuk melanjutkan kekuasaan presiden untuk menghentikan perampasan kekuasaan," kata Guaido, anggota Kongres Venezuela yang berusia 35 tahun.
Menurut oposisi, pemilu yang dimenangkan Maduro menimbulkan banyak sengketa sehingga mendesak pemerintahan baru. Kongres bahkan menyatakan Venezuela tidak punya presiden. Namun keputusan Kongres ditolak dan dianulir Mahkamah Agung Venezuela yang pro-Maduro. Pemerintah lalu melakukan penangkapan puluhan pemimpin oposisi dan aktivis pro-demokrasi.