Nikah Massal Terbesar di Eropa Digelar di Bosnia
PerbesarADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Senyum merekah dari wajah-wajah tampan dan cantik di masjid Istiklal, Sarajevo. Yang pria berjas hitam necis dengan kemeja putih, sementara yang wanita sudah berdandan agar yang melihat mereka pangling dan berkata "saya hampir tidak mengenalinya, cantik sekali."
ADVERTISEMENT
Betapa tidak, 60 pasangan pria dan wanita itu akan mengikat janji dalam sebuah prosesi nikah massal di ibu kota Bosnia itu, Kamis (19/7). Bahkan, ini disebut sebagai nikah massal terbesar yang pernah digelar di Eropa.
Perbesar"Pernikahan adalah saat-saat yang spesial bagi semua orang, tapi menikah dengan cara ini dengan banyak pasangan lainnya, akan jadi kenangan sekali seumur hidup," kata seorang pengantin pria, Almi Cutuk, 31, seperti dikutip dari Reuters.
Tidak hanya pasangan lajang yang ikut serta dalam nikah massal ini, ada juga yang sudah menikah secara siri sebelumnya. Mereka yang ingin pernikahannya terdaftar di pemerintahan, maka nikah massal ini adalah kesempatan emas.
PerbesarPenyelenggara nikah massal tidak hanya menggratiskan biaya, tapi juga menyediakan jas dan gaun serta jilbab putih untuk para mempelai. Mereka juga dijamu dengan makanan prasmanan mewah serta mendapat uang tunai sebesar 500 marka Bosnia, sekitar Rp 4,5 juta.
ADVERTISEMENT
Bosnia masih dalam proses pemulihan usai perang 1992-1995 yang menewaskan 100 ribu orang. Akibatnya, tingkat pengangguran masih tinggi, angka pernikahan dan kelahiran terus menerus turun di negara dengan populasi 3,5 juta orang itu.
PerbesarBanyak pemuda di negara itu enggan menikah karena biaya resepsi yang mahal. Pada 2007, tercatat ada 24 ribu pernikahan di Bosnia. Angka ini anjlok pada 2017 menjadi hanya 14.870 pernikahan.
PerbesarMenurut Resul Alic, salah satu imam yang memimpin ijab kabul, acara nikah massal itu bertujuan untuk mendorong para pemuda Bosnia untuk berkeluarga.
"Pernikahan adalah landasan dari kemanusiaan di setiap peradaban. Masyarakat dan keluarga kami saat ini menghadapi berbagai tantangan dan semakin sedikit orang yang menikah," kata Alic.
PerbesarADVERTISEMENT