Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Oesman Sapta, Miliarder dengan 3 Jabatan Penting
5 April 2017 9:25 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Kericuhan Sidang Paripurna Dewan Perwakilan Daerah (DPD) yang terjadi pada hari Senin (3/4), berubah drastis dalam kurun waktu singkat. Oesman Sapta Odang, Ketua Umum Hanura sekaligus Wakil Ketua MPR, kini mendapat jabatan baru lagi sebagai Ketua DPD.
ADVERTISEMENT
Awalnya, sidang yang dimulai pukul 14.15 harus diwarnai beberapa kali aksi saling dorong dan hujan interupsi kala membicarakan agenda memilih pimpinan DPD yang baru. Para anggota DPD mempertentangkan putusan Mahkamah Agung bernomor 20 P/HUM/2017 soal masa jabatan pimpinan DPD yang tetap 5 tahun.
Namun pertentangan yang terjadi sepanjang hari di sidang paripurna DPD mendadak sunyi memasuki tengah malam. Secara aklamasi, Oesman Sapta terpilih menjadi pucuk pimpinan DPD.
Setelah disumpah sebagai ketua DPD, kemunculan nama pria yang akrab disapa OSO sebagai Ketua DPD tetap memicu polemik. Ada pihak yang menilai bahwa jabatannya di DPD yang diemban bersamaan dengan jabatan lain yang bisa bias kepentingan.
Ditentang, jatuh bangun, dan untung rugi telah menjadi bagian cerita hidup OSO. Kehidupan yang moncer hingga bisa menjadi Ketua DPD sekaligus ketua partai tidak diraih dalam waktu semalam. Malang melintang di dunia bisnis dan politik sejak lama membentuk kepiawaiannya.
ADVERTISEMENT
Putra asli Kalimantan Barat ini mengawali jalan hidup sebagai pengusaha. Ia adalah pemilik jaringan OSO group yang menggeluti usaha perhotelan, properti, telekomunikasi, percetakan, dan lini bisnis lainnya. Lewat dunia usaha, ketokohan OSO terbentuk.
Kekayaan OSO melimpah. Terakhir, ia melaporkan laporan harta kekayaanya ke KPK pada 31 Agustus 2002. Saat itu, total harta yang dia laporkan berjumlah Rp54.581.173.450 dan US$122.484.
OSO kemudian dipercaya menduduki posisi strategis di kampungnya di Kalbar. Di Kalbar, OSO pernah memimpin berbagai organisasi bisnis seperti Asosiasi Perdagangan Jeruk, KADIN, dan HIPMI.
Figur OSO juga dikenal akrab dengan dunia olahraga. Saat muda, OSO pernah menjuarai kejuaraan balap mobil. Gairah di dunia keolahragaan tersalur di tengah kesibukannya sebagai pengusaha. Sejak 1975 hingga 1992, namanya tidak pernah absen sebagai pengurus Karate Provinsi Kalbar. Ia juga menjadi ketua penyelenggara Kejuaraan Dunia Tinju Profesional yang antara Elyas Pical dan perinju asal Kolombia, Raul Diaz, yang digelar di Pontianak tahun 1998.
ADVERTISEMENT
Sukses di sebagai pengusaha dan organisator, OSO mulai muncul di panggung politik nasional. Pada tahun 1999, OSO menjabat Ketua Forum Utusan Daerah MPR RI. Kiprah di politik nasional kemudian berlanjut pada tahun 2002 dengan mendirikan partai baru bernama Partai Persatuan Daerah.
Pelan tapi pasti, OSO mulai mengakar di lingkaran politisi nasional. Kepiawaiannya mulai terasah dan teruji dalam berbagai dinamika politik pasca reformasi. Partai yang ia dirikan meredup di percaturan nasional, namun tidak bagi OSO.
Tahun 2010, OSO berhasil mengungguli tokoh sekaliber Prabowo Subianto untuk menduduki kursi ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Polemik antara pendukung Prabowo dan OSO tak terhindarkan saat itu. Meski demikian, OSO tetap menjadi ketua HKTI hingga sekarang.
ADVERTISEMENT
Karier politiknya melesat pada 2014. Ia kembali terpilih sebagai anggota DPD dari Provinsi Kalbar. Tidak hanya kursi DPD, OSO juga berhasil menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI. Karena rekam jejaknya yang moncer di dunia politik, Partai Hanura 'membajaknya'. Ia jadi calon tunggal perebutan kursi Ketua Umum Partai Hanura.
Belum genap dua bulan menjabat Ketua Umum Partai Hanura, OSO berhasil mendapat jabatan baru. Pada Selasa (4/4), OSO dilantik sebagai ketua DPD yang baru dengan masa jabatan hingga tahun 2019.