Oposisi Pemerintah Malaysia Gelar Aksi 812, Bela Hak Istimewa Pribumi

8 Desember 2018 16:58 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masyarakat mengikuti aksi Anti-ICERD (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial) di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: REUTERS/Sadiq Asyraf)
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat mengikuti aksi Anti-ICERD (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial) di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: REUTERS/Sadiq Asyraf)
ADVERTISEMENT
Oposisi pemerintah Malaysia menggelar aksi 812 dalam rangka merayakan putusan pemerintah yang batal meratifikasi Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (ICERD). Aksi ini digelar sebagai bentuk kegembiraan atas tuntutan yang dipenuhi oleh pemerintah.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, perintah Malaysia berniat untuk meratifikasi konvensi ICERD tersebut. Namun pihak oposisi yang dipimpin oleh Ahmad Zaid Hamidi dari partai UMNO, menolak ratifikasi tersebut karena khawatir berdampak pada hak istimewa mereka sebagai masyarakat pribumi.
Pemerintah pun akhirnya memutuskan membatalkan ratifikasi tersebut pada 23 November lalu. Namun, walaupun sudah dibatalkan, pihak oposisi tetap melakukan aksi sebagai bentuk merayakan keputusan pemerintah yang tak jadi meratifikasi konvensi.
Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dan istrinya menghadiri aksi Anti-ICERD (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial) di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: REUTERS/Sadiq Asyraf)
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dan istrinya menghadiri aksi Anti-ICERD (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial) di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: REUTERS/Sadiq Asyraf)
Dilansir TheStar, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengucapkan terima kasih kepada anti-ICERD atas aksi yang dilaksanakan. Ia mengatakan apabila benar aksi itu dilakukan sebagai bentuk penghargaan, dia sangat mengapresiasi hal tersebut.
"Dari perspektif pemerintah, jika dilakukan untuk menunjukkan penghargaan, kami ingin ucapkan terima kasih atas dukungannya," ujar Mahathir, dilansir TheStar, Sabtu (8/12).
Masyarakat melakukan salat saat aksi Anti-ICERD (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial) di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: REUTERS/Sadiq Asyraf)
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat melakukan salat saat aksi Anti-ICERD (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial) di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: REUTERS/Sadiq Asyraf)
Mahathir mengatakan walaupun pemerintah sudah batal meratifikasi, tetapi apabila aksi tetap dilakukan, pemerintah tidak bisa melarang. Namun, ia meminta agar aksi berjalan dengan lancar, dan tidak terjadi kekacauan.
ADVERTISEMENT
"Jika memungkinkan, jangan buang sampah sembarangan dan jaga kebersihan lingkungan. Saya harap demonstrasi ini berjalan lancar tanpa ada kekacauan dan gangguan," katanya.
Sejumlah media Malaysia pada Sabtu (8/12) siang ini gencar memberitakan terkait aksi tersebut. Meski sempat terjadi penutupan sejumlah ruas jalan karena massa yang membludak, namun aksi berjalan dengan damai dan tertib.
Masyarakat mengikuti aksi Anti-ICERD (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial) di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: REUTERS/Sadiq Asyraf)
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat mengikuti aksi Anti-ICERD (Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial) di Kuala Lumpur, Malaysia. (Foto: REUTERS/Sadiq Asyraf)