Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
OSO Jelaskan Alasan Angkat Besan Keluarga Jokowi Jadi Pengurus Hanura
16 Januari 2018 23:46 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Masalah perpecahan di internal Partai Hanura ditengarai salah satunya karena Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) membubarkan Tim Pilkada Pusat (TPP). TPP yang awalnya di pimpin oleh Farid Alfauzi, diganti oleh OSO tanpa mempertimbangkan jajaran partai.
ADVERTISEMENT
OSO justru mengangkat keluarga besan Presiden Joko Widodo, Harry Lontung Siregar sebagai pengganti Farid. Saat dikonfirmasi, OSO memiliki alasan kenapa dia mengganti Farid sebagai Ketua TPP. Lantaran Farid maju di Pilkada Bangkalan, Madura sehingga tak memiliki kewenangan memimpin TPP.
"Kan Farid itu dulu Ketua Pilkada (TPP). Kenapa (diganti), karena dia calon dari Partai Hanura untuk jadi bupati di Bangkalan, masak dia mau jadi bupati dia juga jadi Ketua Pilkada (TPP)," ujar OSO, di kediamannya, Jalan Karang Asem Utara No. 34, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (16/1).
OSO menyangkal Harry menjadi pemicu pecahnya Hanura, terutama saat mengelola Pilkada. Di antara masalah yang mengemuka adalah mahar politik, SK ganda, hingga perubahan keputusan pencalonan yang menyebabkan koalisi berubah.
ADVERTISEMENT
"Enggak-enggak ada koalisi berubah, bohong itu, itu bohong, Pak Harry justru yang menyelesaikan sisa-sisa, macam-macam itu, Pak Hari ini lah yg menyelesaikan, saya merasa tertolong, karena Pak Hari bisa menertibkan sistem dari pelaksanaan rekrutmen calon-calon yang ada," ungkap OSO.
Kini, Harry diangkat oleh OSO menjadi Sekjen baru Hanura menggantikan Sarifudin Sudding yang dipecat OSO. Harry adalah keluarga besan dari Presiden Joko Widodo, tepatnya paman dari Bobby Nasution suami dari putri Jokowi, Kahiyang Ayu.
Terkait SK ganda dalam pilkada di beberapa daerah seperti di Sumatera Selatan dan Garut, OSO mengatakan, hal tersebut karena ulah Sekjen Hanura yang lama, Sarifuddin Suding. Kendati demikian, OSO tak menampik jika dirinya yang meneken SK tersebut.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau sampai ternyata ada dua calon, itu bukan salah saya, orang yang bikin Sekjen kok, Sekjen yang lama, SK double-double itu dia yang bikin, saya teken," terang OSO.
OSO menegaskan siap mundur jika memang dia terbukti melanggar aturuan partai. "Kalau kita melakukan dengan benar itu dianggap salah, saya bilang enggak usah diminta, saya sendiri yang akan mundur (dari Ketua Umum Hanura) buat apa partai seperti ini, saya mau menegakan rule of game, saya mau meletakan orang-orang yang benar. Anda kan tahu, selama saya pegang organisasi, pernah enggak saya kendengaran main duit?," pungkas OSO.