Oxford Cabut Gelar Kehormatan Tertinggi bagi Aung San Suu Kyi

29 November 2017 10:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aung San Suu Kyi (Foto: REUTERS/Soe Zeya Tun)
zoom-in-whitePerbesar
Aung San Suu Kyi (Foto: REUTERS/Soe Zeya Tun)
ADVERTISEMENT
Kota Oxford di Inggris mencabut gelar kehormatan tertinggi bagi pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi. Langkah ini diambil karena Suu Kyi dianggap mengabaikan penderitaan Rohingya yang jadi korban genosida di negaranya.
ADVERTISEMENT
Menurut pernyataan Oxford awal pekan ini yang dikutip AFP, dengan diamnya Suu Kyi atas isu Rohingya berarti dia sudah tidak lagi menegakkan nilai-nilai kemanusiaan yang dijunjung tinggi kota tersebut. Penghargaan yang dicabut adalah Freedom of the City yang diberikan untuk Suu Kyi pada 1997.
"Ketika Aung San Suu Kyi diberikan penghargaan Freedom of the City pada 1997, itu karena dia merefleksikan nilai-nilai toleransi dan internasionalisasi yang dijunjung Oxford," ujar pernyataan pemerintah kota Oxford.
"Hari ini kami mencabut penghargaan tertinggi kota tersebut karena dia bungkamnya Suu Kyi atas penindasan terhadap masyarakat minoritas Rohingya," lanjut Oxford.
Sedikitnya 460 ribu warga Rohingya mengungsi ke Bangladesh setelah desa-desa mereka dibakar. PBB mengatakan, tindakan militer terhadap Rohingya adalah bentuk genosida. Menanggapi kekerasan itu, Suu Kyi bergeming.
ADVERTISEMENT
Peraih Nobel Perdamaian dan tokoh demokrasi Myanmar ini dianggap tutup mata terhadap penderitaan Rohingya di negaranya. Suu Kyi juga tidak mengambil langkah untuk menghentikan kekerasan tersebut.
Dewan kota Oxford mencabut penghargaan itu setelah dilakukan pemungutan suara yang menghasilkan keputusan bulat.
Lukisan Aung San Suu Kyi (Foto: Dok. St Hugh's College, University of Oxford)
zoom-in-whitePerbesar
Lukisan Aung San Suu Kyi (Foto: Dok. St Hugh's College, University of Oxford)
"Reputasi kami ternoda dengan memberikan penghargaan ini kepada mereka yang tutup mata pada kekerasan," ujar Oxford.
Sebelumnya Universitas Oxford di kota itu juga mulai menjauh dari sosok Suu Kyi. September lalu, lukisan Suu Kyi diturunkan dari Oxford.
Tahun 1960-an, Suu Kyi menempuh pendidikan di Oxford. Suaminya, Michael Aris, adalah dosen sejarah asia di kampus bergengsi tersebut. Keduanya sempat tinggal dan membesarkan kedua putra mereka di kota itu.