PA 212 dan Koalisi Keumatan Dorong Prabowo Capres di 2019

23 Juli 2018 23:25 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Persaudaraan 212 Slamet Maarif (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Persaudaraan 212 Slamet Maarif (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Persaudaraan Alumni 212 sepakat akan mendeklarasikan koalisi keumatan bersama 5 partai peserta seperti Gerindra, PKS, PAN, PBB dan Berkarya. Dalam koalisi tersebut, PA 212 menyatakan kemungkinan besar akan mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai capres di 2019.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan usai bertemu dengan koalisi pendukung Prabowo di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Pusat. Selain membahas soal Prabowo capres, PA 212 juga berdiskusi soal kemungkinan cawapres Prabowo.
"Kemudian siapa wakilnya, sedang digodok. Tadi banyak bertukar pikiran dari sekian banyak wakil yang diskusikan, kelihatannya sangat besar kemungkinan tinggal mengerucut kepada dua nama," kata Slamet di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (23/7).
"Nah dua nama ini sedang digodok oleh 5 partai itu dan oleh kita semua, dan mudah-mudahan dalam waktu dekat akan muncul menjadi satu nama," lanjutnya.
Dia menyebut bahwa dua nama cawapres Prabowo tersebut berasal dari kalangan parpol dan nonparpol. Sayangnya, Slamet enggan menyebutkan siapa nama dari 2 kandidat tersebut.
ADVERTISEMENT
"Dua nama masih digodok masih disimpan pada waktunya akan diumumkan. Ada dari parpol ada dari non parpol," jelasnya.
Ia hanya memberikan clue yaitu 5 nama seperti nama Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Gubernur DKI Anies Baswedan, Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra hingga dua Politikus PKS Agus Heryawan dan Salim Segaf Al Jufri.
"Tadi saya bilang. Tokoh yang mengaspirasi ulama, umat islam, kalangan santri. Semua punya peluang pak Zulkifli Hasan. Dia dekat ulama, representasi ormas, representasi partai koalisi. Pak Anies juga sama. Pak Habib Salim Majelis Syuro PKS sama Ahmad Heryawan juga sama, Yusril sama," jelasnya.
"Dari tadi digodok. Menjadi dua nama saja, " imbuhnya.