Panitia Festival Dieng Atur Pesta Lampion Jadi Ramah Lingkungan

1 Agustus 2019 19:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Embun beku yang muncul akibat penurunan suhu hingga minus tujuh derajat celcius menyelimuti kompleks Candi Arjuna, di dataran tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (25/6/2019). Foto: ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
zoom-in-whitePerbesar
Embun beku yang muncul akibat penurunan suhu hingga minus tujuh derajat celcius menyelimuti kompleks Candi Arjuna, di dataran tinggi Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa (25/6/2019). Foto: ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Panitia Dieng Culture Festival akhirnya memutuskan akan mengikat lampion dalam Festival Lampion yang masuk dalam rangkaian acara tahunan tersebut.
ADVERTISEMENT
Perwakilan tim Dieng Bersih, Bob Maulana Singadikrama, mengatakan keputusan itu merupakan jalan tengah.
“Iya (keputusan mengikat lampion) kan mencoba jalan tengah,” kata Bob kepada kumparan, Kamis (1/8).
Atas keputusan ini, panitia Dieng Culture Festival melalui tim Dieng Bersih membuka perekrutan bagi relawan untuk kegiatan festival lampion tersebut.
Panitia akan merekrut 50 slot untuk sukarelawan dengan pembagian kerja memasang tali, mengemas agar mudah dipakai pengunjung, mengumpulkan dan merapikan kembali setelah acara, serta membantu aksi bersih.
“Karena panitia butuh bantuan untuk melakukan job desc tersebut pada total 5.000 lampion serta bisa mengumpulkan lagi selepas acara untuk diolah secara bertanggung jawab,” kata Bob.
Bob menyebut saat ini tim Festival Lampion dibantu komunitas Zero Waste masih melakukan uji coba untuk mendapatkan material tali yang tepat.
Gunung Prau di Dieng Foto: Wikimedia Commons
“Masih mencoba cari materi tali pengikat yang cocok. Sudah beberapa kali dengan jenis tali yang berbeda namun masih gagal,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Bob, apabila percobaan tidak membuahkan hasil, maka Festival Lampion akan tetap berjalan namun dengan pengawasan lebih ketat.
“Tetap seperti tahun sebelumnya. Kami tentu tetap membersihkan, karena lampion itu tidak akan jatuh terlalu jauh,” ujarnya.
Komunitas Kreasi Sampah Ekonomi Kota (Kresek) Kudus sempat memprotes kegiatan ini. Kegiatan penerbangan lampion dianggap secara tidak langsung bentuk dari buang sampah sembarangan dan mencemari lingkungan.
“Ini kan perlu dikaji, jangan sampai ada perda untuk masyarakat yang buang sampah tetapi acara-acara seperti ini yang secara tidak langsung juga berdampak pada lingkungan malah dibiarkan,” ucap Faesal Adam, founder Kresek Kudus.