Pastikan Keselamatan, Otoritas Danau Toba Awasi Kapasitas Kapal

8 Juni 2019 15:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Panorama Danau Toba dari Sipinsur Foto: Johanes Hutabarat/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Panorama Danau Toba dari Sipinsur Foto: Johanes Hutabarat/kumparan
ADVERTISEMENT
Memasuki musim libur lebaran, wisatawan mulai memadati kawasan wisata Danau Toba, Sumatera Utara. Untuk memastikan keselamatan penyeberangan, otoritas Danau Toba melakukan berbagai pengawasan dibantu tim khusus dari Kemenhub.
ADVERTISEMENT
Direktur Badan Pelaksana Otoritas Danau Toba (BPODT) Arie Prasetyo, menjelaskan pihaknya akan memastikan kesesuaian manifes penumpang dengan kapasitas kapal, kualitas nakhoda dan awak kapal, serta keberadaan alat-alat keselamatan pada setiap kapal.
"Kita ingin memastikan wisatawan yang pergi libur lebaran ke Danau Toba tetap merasa nyaman saat melakukan penyeberangan. Kapal-kapal di Danau Toba yang harus mewujudkannya. Keselamatan adalah yang utama," ujar Arie, Sabtu (8/5).
Kapal yang membawa sejumlah kendaraan dan penumpang di perairan Danau Toba. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
Selain infrastruktur kapal, menurut Arie, keberadaan pelampung juga sangat penting bagi keselamatan penumpang. Banyaknya korban tewas pada tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun pada lebaran 2018, salah satunya karena jumlah pelampung di kapal sangat sedikit.
"Penumpang bisa menolak untuk berlayar jika tidak disediakan pelampung. Jika tidak diberikan kapal bisa dilaporkan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Arie mengatakan, saat ini pemerintah sudah menyiapkan posko untuk melayani wisatawan di Danau Toba. Posko tersebut berada di Pelabuhan Tigaras, Simanindo, Ajibata, hingga Tomok.
"Di sana ada petugas dari berbagai unsur-unsur, mulai dari Dinas Perhubungan hingga Basarnas," ujar Arie.
Cantiknya Hamparan Danau Toba Bukit Doa. Foto: Stephanie Elia/kumparan
Selain itu, Arie mengimbau kepada seluruh kepala daerah di kawasan Danau Toba dan wisatawan untuk melakukan pengawasan terhadap kapal yang melakukan penyeberangan di Danau Toba.
Jika unsur keselamatan tidak diindahkan, wisatawan bisa menolak untuk naik dan melaporkan ke petugas agar langsung dilakukan penindakan. "Langsung hubungi petugas jika ada hal-hal berkaitan pengabaian keselamatan," ujar Arie.
Pencarian korban KM Sinar Bangun di Danau Toba. Foto: ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi
Sementara itu, Kepala Pos Basarnas Danau Toba, Okto Tambunan, menyebut pihaknya telah meningkatkan kesiagaan dan penjagaan di Danau Toba. Ia mengimbau kepada wisatawan dan masyarakat setempat yang ingin menyeberang untuk menggunakan kapal-kapal resmi, seperti kapal feri.
ADVERTISEMENT
"Misalnya ada kelebihan muatan tolong dilarang. Harapan kita juga kapal tradisional tidak diberi izin mengangkut kendaraan roda dua karena hal itu tidak layak. Pergunakanlah kapal feri seperti Ihan Batak yang layak untuk mengangkut," ujar Okto.
Tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun terjadi pada lebaran 2018, tepatnya pada akhir Juni 2018. Kelebihan penumpang menjadi salah satu alasan kapal tersebut tenggelam. Akibatnya 164 orang hilang dalam kejadian nahas ini.
Pada 28 Juni 2018, Tim SAR berhasil menemukan bangkai KM Sinar Bangun dan jasad penumpang di kedalaman 450 meter.