PBNU Kecam Dubes Saudi karena Sebut GP Ansor Organisasi Sesat

3 Desember 2018 19:59 WIB
comment
264
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia (Foto: Arifin Asydhad/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia (Foto: Arifin Asydhad/kumparan)
ADVERTISEMENT
Ketua PBNU Said Aqil menyayangkan pernyataan duta besar Arab Saudi terkait kegiatan Reuni 212. Duta besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama Muhammad Al-Suabi, dalam akun Twitternya menyebut bahwa Reuni 212 adalah reaksi dari pembakaran bendera berlafalkan tauhid oleh organisasi yang sesat dan menyimpang.
ADVERTISEMENT
Menurut Said, organisasi sesat yang dimaksud oleh Osama adalah GP Ansor. Sehingga ia keberatan dan terhina atas pernyataan Osama.
“Osama menyebut Reuni 212 itu demi persatuan umat Islam (atas) reaksi terhadap pembakaran bendera tauhid yang dilakukan oleh organisasi sesat, maksudnya (GP) Ansor kan. PBNU merasa dihina dengan pernyataan ini, karena ini jelas-jelas kesalahan atau tidak mengerti etika diplomasi,” ujar Said Aqil di Kantor PBNU, Senen, Jakarta Pusat, Senin (3/12).
Twit yang diunggah oleh Osama beberapa waktu lalu itu sudah dihapus. Meski demikian, Said meminta Kemenlu untuk memberikan nota kepada pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk segera memulangkan Osama.
Cuitan Dubes Saudi Osamah Muhammad Al-Suaibi  yang sudah dihapus. (Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Cuitan Dubes Saudi Osamah Muhammad Al-Suaibi yang sudah dihapus. (Foto: Ferry Fadhlurrahman/kumparan)
Ia menilai pemulangan Osama merupakan sanksi yang tepat. Sebab Osamah dinilai gegabah karena mencampuri urusan negara lain, yang sudah diselesaikan jauh-jauh hari.
ADVERTISEMENT
“Tidak boleh ikut campur urusan negara lain dan kita masalah bendera sudah selesai. PBNU sudah kita sayangkan ada pembakaran bendera. Walau pun itu bukan bendera tauhid, itu HTI, itu sudah ada sanksi hukum, sudah divonis pelaku,” tuturnya.
“Namun sekarang malah diungkit-ungkit lagi dengan dua kesalahan. Satu mengatakan bendera Tauhid, dua organisasi sesat,” imbuhnya.
Said mengungkapkan sudah bersurat dengan Kemenlu. Pihak Kemenlu, kata dia, juga sudah melakukan komunikasi dengan Kedutaan Arab Saudi.
“Tadi kita minta tarik aja, ganti yang baru. Ini bukan hanya menghina NU, tapi merusak hubungan Saudi dan Indonesia,” tandasnya.