news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PDIP: Strategi Jokowi Pro Perdamaian Tapi Jika Diserang, Lawan

5 Agustus 2018 13:30 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peserta rapat umum relawan Jokowi di Sentul Internasional Convention Center (Foto: Ricad Saka/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peserta rapat umum relawan Jokowi di Sentul Internasional Convention Center (Foto: Ricad Saka/kumparan)
ADVERTISEMENT
PDIP membantah Presiden Joko Widodo (Jokowi) sengaja menebar semangat kekerasan saat memberikan pidato di depan rapat umum relawan Jokowi pada Sabtu, (4/8). Politikus PDIP Eva Kusuma Sundari menilai Jokowi justru memberikan pesan perdamaian.
ADVERTISEMENT
"Dia pemimpin maka harus ada arahan untuk pendukungnya. Justru pesannya pro perdamaian, cari kawan sebanyak-banyaknya. Tapi jika ada yang ajak berkelahi ya dilayani," ujar Eva ketika dihubungi, Minggu (5/8).
Eva menjelaskan, Jokowi hanya meminta relawannya tidak bersikap takut. Menurut dia, Jokowi menerapkan strategi di Pilpres 2019 bak pencak silat dalam menghadapi lawan-lawannya.
"Artinya jangan penakut, ini spirit bela diri, pencak silat, jiwa ksatria. Strategi adalah perdamaian tapi jika ada yang nggarahi, menyerang, kita lawan, bela diri. Kita bukan penakut, pengecut," lanjut Eva.
Eva Kusuma Sundari (Foto: Facebook/Eva Kusuma Sundari)
zoom-in-whitePerbesar
Eva Kusuma Sundari (Foto: Facebook/Eva Kusuma Sundari)
Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP ini menilai wacana bahwa Jokowi mengajak relawannya untuk berkelahi sengaja digaungkan oleh lawan-lawan politiknya. Menurut dia, lawan politik Jokowi sengaja memotong pidato dan melupakan substansi sebenarnya.
ADVERTISEMENT
"Jokowi tidak ada jejak dan potongan pro kekerasan, bukan penyerang jadi bukan karakter. Ini soal haters saja, suka potong-potong kalimat. Enggak lihat konteks, enggak mau dialektik waktu, tokoh, peristiwa, alias politis," jelas Eva.
Sebelumnya, di hadapan ribuan pendukungnya, Jokowi meminta para relawan untuk berkampanye secara sehat, santun serta tidak mengobarkan permusuhan ke sesama warga. Menurutnya, hal itu penting dilakukan agar situasi politik menjadi teduh dan tidak penuh gejolak.
"Lakukan kampanye yang simpatik. Tunjukkan diri kita relawan yang bersahabat dengan semua golongan. Jangan bangun permusuhan, jangan membangun ujaran kebencian, jangan membangun fitnah-fitnah, tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang. Tapi kalau diajak berantem juga berani," kata Jokowi.
ADVERTISEMENT