Pelari Wanita Pakaian Minim Diadang karena Masuk Kawasan Santri Sleman

5 Mei 2018 21:17 WIB
Pelari perempuan dipukul warga di Yogya (Foto: facebook/Agus Susilo)
zoom-in-whitePerbesar
Pelari perempuan dipukul warga di Yogya (Foto: facebook/Agus Susilo)
ADVERTISEMENT
Video pelari wanita yang diadang warga saat berlari di wilayah Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman Yogyakarta, karena dianggap berpakaian kurang sopan viral di media sosial. Menanggapi hal ini, Camat Gamping, Abu Bakar, mengimbau agar penyelenggara acara menghormati aturan lokal setempat.
ADVERTISEMENT
"Panitia atau EO-nya yang tidak paham. Tidak menghormati aturan lokal di Mlangi," kata Abu Bakar kepada wartawan melalui pesan Whatsapp, Sabtu (5/5) malam.
Abu menjelaskan bahwa Mlangi merupakan pusat pesantren, banyak santri yang belajar. Selain wilayah Mlangi, daerah Pundung, Cambahan, dan Nogotirto merupakan daerah santri.
"Harus koordinasi dengan aparat wilayah. Hormati aturan lokal, wilayah banyak pesantrennya orang harus berpakaian yang sopan dan menutup aurat. Kita kalau di Bali saja menghormati bila ada tulisan terkait berpakaian yang sopan," sebutnya.
Abu juga menegaskan pihaknya sangat mendukung event-event olahraga di wilayahnya. Terlebih di wilayah Gamping sendiri banyak tempat-tempat menarik dan mempunyai potensi alam.
"Kemarin dalam rangka hari jadi Sleman, Kecamatan Gamping juga mengadakan lomba lari lintas alam," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Namun, sekali lagi ia mengimbau selain taat pada aturan lokal setempat, penyelenggara acara juga harus koordinasi dengan kepala desa, camat serta Muspika.
Sebelumnya insiden pelari wanita yang dianggap berpakaian kurang sopan dipukul oleh warga saat melewati rute di wilayah Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman. Pelari itu dianggap tidak menghormati aturan lokal karena mengenakan baju yang kurang sopan.
Ruhiyana Ketua Milad sekaligus Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UNISA yang menggelar acara lari itu menegaskan acara yang ia gelar sesuai dengan prosedur yang ada, serta merupakan bagian dari kerja sama dengan Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) DIY. Sehingga rute maupun pakaian yang ditentukan sudah sesuai standar atlet profesional, tetap sopan, dan nyaman.
"Kemarin pada Jumat (4/5) ba'da Jumatan sudah bertemu tokoh di Mlangi. Sudah dibicarakan dan sebenarnya tidak perlu terjadi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ruhiyana pun menjelaskan pihaknya dan padukuhan sudah menganggap selesai permasalahan ini. Begitu pun dengan korban yang diketahui merupakan pelari profesional sudah tidak mempermasalahkan kasus ini.
"Sudah dianggap selesai," ucap dia.
Sementara terkait viralnya video, Ruhiyana menegaskan tidak ada pihaknya yang menyebar video tersebut. Dalam video itu sempat juga ada warga yang membawa kayu, namun menurut Ruhiyana, kayu tersebut tidak digunakan.