Pelepasan Ikan Predator Arapaima di Sungai Brantas Tuai Kecaman

26 Juni 2018 15:23 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ikan Arapaima. (Foto: dok. National Geographic)
zoom-in-whitePerbesar
Ikan Arapaima. (Foto: dok. National Geographic)
ADVERTISEMENT
Media sosial dihebohkan oleh penemuan ikan jenis Arapaima gigas di perairan sungai Brantas, Sidoarjo, Jawa Timur. Ikan Arapaima merupakan jenis ikan predator yang bisa memangsa ikan-ikan lainnya. Ikan ini berasal dari perairan sungai Amazon, Amerika Selatan.
ADVERTISEMENT
Seorang pengguna Facebook, Riska Darmawanti, pada Senin (26/6) mengunggah foto penangkapan dua ikan Arapaima yang berukuran besar. Ikan tersebut disebutnya memiliki ukuran kurang lebih 1,5 meter dengan berat 23-25 kilogram.
Bersamaan dengan unggahan Riska, beredar pula sebuah video yang menampilkan ikan-ikan Arapaima tengah dilepaskan di tepi sungai Brantas, Mojokerto, Jawa Timur, di Instagram. Dalam video tersebut tampak ikan-ikan diturunkan dari sebuah mobil bak terbuka.
Video ini kemudian sudah dihapus oleh pemilik akun yang pertama kali mengunggahnya, namun salah seorang pengguna Instagram yang bernama @smildevils2, mengaku sudah menyimpan video tersebut sebagai bukti.
Saat dikonfirmasi kumparan, Firman pemilik akun @smiledevils2 mengatakan, awalnya ia mengetahui informasi pelepasan ikan Arapaima itu dari rekannya.
ADVERTISEMENT
"Ada yang menginformasikan bahwa ada seorang wanita yang mengupload Instastory sedang melepaskan ikan Arapaima ke Sungai Brantas, Mojokerto," ujar Firman kepada kumparan, Selasa (26/6).
Firman lalu mengontak pengunggah video tersebut melalui direct message Instagram, namun tidak mendapat tanggapan. Ia kemudian memutuskan untuk mengunggah video tersebut di laman Facebooknya.
"Beberapa teman saya kemudian ada yang berhasil menghubungi wanita tersebut melalui DM Instagram, namun bukannya merasa bersalah, tapi wanita itu malah ngotot bahwa yang ia lakukan tidaklah melanggar hukum, malah katanya dia sudah konsultasi ke pihak berwenang di sana," kata Firman.
Hal lain yang membuat ia dan rekan-rekannya kesal adalah, pelaku lebih memilih melepas ikan predator tersebut ke sungai ketimbang menjualnya. Alasannya menurut Firman, karena si pelaku merasa ikan tersebut terlalu mahal yakni Rp 40 juta perekor sehingga hanya kolektor yang mampu membeli.
ADVERTISEMENT
"Klaim dari dia sih bilangnya satu ekor Rp 40 juta. Tapi menurut teman-teman dari pecinta ikan, harga perekornya diperkirakan hanya sampai Rp 20 juta," papar Firman.
Menurut Firman, pelepasan ikan Arapaima di sungai bisa membahayakan ekosistem di sungai tersebut karena sifat ikan Arapaima yang merupakan predator.
"Apabila ikan Arapaima ini hidup di sana (sungai Brantas), tidak akan ada predator selain manusia yang memangsa ikan ini. Yang ditakutkan justru ikan ini berkembang biak di sana dan menginvasi sungai ini. Sehingga ikan-ikan lokal yang ada di sana akan habis menjadi makanan utama ikan ini," jelas Firman.
Sementara itu, saat dikonfirmasi kumparan, Kepala Balai Besar Badan Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Timur Nandang Prihadi mengatakan sebagian ikan Arapaima tersebut telah ditangkap.
ADVERTISEMENT
"Sebagian sudah tertangkap. Yang menangkap masyarakat dan ada yang bersama petugas" ujar Nandang kepada kumparan, Selasa (26/6).
Nandang menambahkan, ikan-ikan tersebut tertangkap di sejumlah tempat yang berbeda, antara lain Bendungan Rolaksongo, Desa Lengkong, Mojoanyar, Sidoarjo serta Desa Mlirip Rwo dan daerah Mergobener, Tarik, Sidoarjo.
"Semuanya di aliran Sungai Brantas," jelas Nandang.