Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
RS Polri mendatangkan dua dokter spesialis kejiwaan atau psikiater dari Bogor untuk meminta keterangan soal dugaan Suzethe Margaret (52), wanita yang ngamuk di Masjid Al Munawaroh, Sentul City, sambil membawa anjing, menderita gangguan jiwa.
ADVERTISEMENT
Kepala Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Brigjen Musyafak, mengatakan, informasi yang disampaikan dua psikiater yang menangani Suzethe, mengonfirmasi bahwa Suzethe menderita gangguan jiwa dengan dua jenis skizofrenia.
"Dari pagi kita periksa, dokter psikiater kita juga ada. Nah, untuk lebih profesional kita sengaja datangkan dua dokter psikiater yang notabene pernah merawat SM yaitu dr Lahargo sama dr Lenny ya, Lahargo dinas di RS Marzuki Mahdi dan Siloam Bogor. Yang bersangkutan juga rawat jalan di sana," ucap Kombes Musyafak di RS Polri, Jakarta, Senin (1/7).
Gejala utama skizofrenia paranoid adalah delusi (waham) dan halusinasi yaitu keyakinan kuat akan suatu hal yang salah, serta hal tersebut tidak dapat dibantah oleh bukti apapun.
ADVERTISEMENT
Sementara skizoafektif adalah kombinasi dari gejala skizofrenia dan gangguan mood, seperti depresi atau gangguan bipolar. Gejalanya dapat terjadi secara bersamaan atau pada waktu yang berbeda.
Musyafak merinci, dr Lahargo sudah menangani SM sejak tahun 2013 dengan status rawat jalan. SM sudah diminta untuk rawat inap untuk menyembuhkan penyakitnya, namun menolak.
"Disarankan rawat inap tidak pernah mau, sehingga kadang-kadang kontrol kadang tidak, dan bahkan dikasih obat kadang diminum, kadang juga tidak. Makanya boleh dikatakan adanya kelainan kejiwaan itu masih labil tidak terkontrol," tuturnya.
Soal penyebab skizofrenia, Musyafak menyebut banyak faktor. Namun jenis skizofrenia itu diketahui pasti berdasarkan rekam medis, juga gejala yang muncul selama pemeriksaan di RS Polri.
"Artinya betul-betul memiliki atau menderita gangguan kejiwaan, dalam hal ini skizofrenia tipe paranoid," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Musyafak menduga, peristiwa yang akhirnya viral itu karena gejalal skizoafektif. "Barangkali itu skizoafektif ya. Jadi perasaan dia tidak suka, dia khawatir dan sebagainya," imbuhnya.