Pemkot Surabaya Akan Cari Wadah Pengganti Kantong Plastik

16 Agustus 2019 14:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kantong Plastik Foto: Dok. Papermart
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kantong Plastik Foto: Dok. Papermart
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah Kota Surabaya menerbitkan surat edaran imbauan larangan penggunaan plastik sekali pakai. Plt Kepala Dinas Kebersihan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, surat edaran itu diterbitkan karena jumlah sampah plastik di Kota Surabaya semakin banyak.
ADVERTISEMENT
“Sudah pasti penggunaan plastik kita batasi. Bahkan, nanti juga akan dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) ada pembatasan sampah plastik. Harapan kita, penggunaan plastik dikurangi karena ternyata sampah plastik masih banyak digunakan di Kota Surabaya,” ujar Eri ditemui di kawasan hutan mangrove Gunung Anyar, Surabaya, Jumat (16/8).
Berdasarkan informasi yang dihimpun, jumlah sampah plastik di Surabaya sudah mencapai 30 persen dari total sampah setiap harinya. Sedangkan, sampah yang diolah TPA Benowo rata-rata mencapai 1.628 ton per hari.
“Sebenarnya, masih belum ada pencemaran. Tapi, plastik ketika dikelola pasti masuk ke TPS3R yang ada di Dinas Kebersihan itu kita masih memilah plastik. Tapi dari plastik yang dipisahkan tadi jumlahnya masih banyak. Sehingga ada surat edaran wali kota,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Eri menyebut, institusinya kini sedang berkoordinasi dengan sejumlah stakeholder untuk menyiapkan tempat atau wadah pengganti plastik sekali pakai itu. Rencananya, wadah tersebut berasal dari bahan daur ulang yang ramah lingkungan.
“Ini kita lagi koordinasi ada beberapa yang tidak dari plastik, dari kertas dan styrofoam itu yang dimanfaatkan jadi tas, kita lagi koordinasikan daur ulang yang kita gunakan nanti kita kembangkan. Kita sudah ada rencana mengundang seluruh toko di Surabaya agar sampah plastik dikurangi,” jelasnya.
Sementara itu, menurut Eri, sejumlah hal perlu dikaji di antaranya seberapa efisien dan murah wadah pengganti tersebut. “Tapi satu permasalahannya harganya berapa yang bukan plastik. Jangan sampai lebih mahal dibanding plastik,” tambahnya.
ADVERTISEMENT