Penculikan Terulang, RI Evaluasi Patroli Bersama Tiga Negara

19 September 2018 15:27 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal. (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal. (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kementerian Luar Negeri berencana mengevaluasi patroli bersama tiga negara RI, Malaysia, dan Filipina di sekitaran Laut Sulu. Hal ini terkait kembali diculiknya dua orang WNI di sana.
ADVERTISEMENT
"Ini terjadi (penculikan lagi) sesuatu yang mengejutkan buat kita," sebut Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri Lalu Muhamad Iqbal di kantor Kemlu, Rabu (19/9).
Patroli bersama tiga negara disepakati pada 2017 lalu. Kesepakatan itu terjalin karena di perairan Sabah dan Laut Sulu kerap terjadi penculikan WNI. Tercatat pada periode 2016-2017 ada 32 WNI yang diculik di perairan tersebut.
(ki-ka) Bupati Kabupaten Selayar M. Basli Ali, Dubes RI untuk Filipina DR. Sinyo Harry Sarundajang,  Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Lalu Muhammad Iqbal, dan perwakilan keluarga korban di konferensi pers terkait penyerahan 3 WNI dari Filipina di Kemenlu, Jakarta, Rabu (19/9/2018). (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
(ki-ka) Bupati Kabupaten Selayar M. Basli Ali, Dubes RI untuk Filipina DR. Sinyo Harry Sarundajang, Direktur Perlindungan WNI Kemenlu Lalu Muhammad Iqbal, dan perwakilan keluarga korban di konferensi pers terkait penyerahan 3 WNI dari Filipina di Kemenlu, Jakarta, Rabu (19/9/2018). (Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan)
Menurut Iqbal, awalnya patroli tersebut cukup berhasil meredam penculikan. Oleh karena itu, dengan terjadinya kasus penyekapan terbaru ini maka evaluasi nantinya dititikberatkan untuk memperbaiki kelamahan sistem patroli bersama.
"Sejauh ini dilihat sudah oke kerja sama itu, buktinya sejak Januari 2017 tidak pernah ada lagi. Baik di Laut Sulu maupun di Sabah," terang dia.
ADVERTISEMENT
"Kita harus diskusi duduk bersama lagi tiga pihak melihat di mana lubangnya. Saya kira itu akan menjadi diskusi serius tiga negara," papar Iqbal.
Penculikan terhadap dua nelayan RI Samsul Saguni (40) dan Usman Yunus (35) terjadi pada 11 September 2018 lalu.
Dari keterangan aparat keamanan Sabah, mereka disekap oleh kelompok Abu Sayyaf. Kelompok teroris itu adalah otak penyanderaan hampir seluruh WNI di Filipina Selatan.