Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Ketua Majelis Kehormatan PAN Amien Rais menjadi salah satu saksi dalam persidangan ketujuh untuk terdakwa ujaran hoaks Ratna Sarumpaet. Dalam persidangan, Amien mengungkapkan sejumlah hal terkait hoaks penganiayaan Ratna.
ADVERTISEMENT
Ratna didakwa membuat keonaran dengan menyebarkan hoaks penganiayaan. Ratna disebut sengaja membuat kegaduhan lewat cerita dan foto-foto wajah yang lebam dan bengkak yang diklaimnya akibat penganiayaan, padahal karena operasi plastik.
Amin menegaskan telah menyampaikan kesaksiannya secara jujur di persidangan. Ia berharap kesaksiannya dapat memberikan keadilan dalam proses hukum yang sedang dijalani Ratna.
“Saya memang menyampaikan apa yang harus saya lihat yang saya rasakan yang saya saksikan, jadi semua pertanyaan saya jawab dengan tuntas tanpa ada keraguan,” kata Amien di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (4/4).
Berikut sejumlah pengakuan Amien dalam persidangan Ratna:
Amien mengaku sempat dicurhati Ratna soal kondisi wajahnya sebelum terkuak itu sebuah kebohongan. Dalam pertemuan di Polo, Sentul, Jabar, Ratna mengaku wajahnya kesakitan.
ADVERTISEMENT
"Bu Ratna memegang wajahnya, dia bilang, Pak Amien, wajah saya sakit kalau bicara. 2 - 3 gigi rampal (copot)," terang pria yang menjabat anggota Dewan Pembina Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno itu.
Ketika itu, selain Amien ada juga Wakil Ketua BPN Nanik S Deyang, dan aktivis buruh Said Iqbal.
Amien mengaku syok saat pertama kali mendengar berita Ratna dipukuli sejumlah orang. Ia menjelaskan kepada hakim, dirinya langsung mencari capres 02 Prabowo Subianto.
"Saya juga syok. Bagaimana mungkin seorang tokoh aktivis perempuan teraniaya. Sehingga saya buru-buru mencari Prabowo," kata Amien.
Kemudian, lanjut Amien, usai pengakuan Ratna yang menyebut telah dipukuli itu, seluruh jajaran petinggi BPN berkumpul di rumah Prabowo. Pada saat itu, kata Amien, Ratna hanya diam saja karena merasa sakit dan tidak bisa bicara.
ADVERTISEMENT
Capres Prabowo menjadi sosok yang menyarankan Ratna melapor ke polisi atas dugaan penganiayaan yang dialami. Amien mengatakan, setelah kasus pemukulan itu ramai, Ratna Sarumpaet dan Prabowo bertemu di Rumah Polo, Sentul, Bogor, Jabar. Amien juga turut hadir dalam pertemuan itu.
"Saya malah yang pertama, Pak Prabowo ini harus diangkat ke permukaan ini penganiayaan menimpa tim pemenangan Pilpres, itu dia bilang. Tentu kemudian mbak sudah lapor ke polisi belum? Sebaiknya memang lapor," tutur Amien.
"Saya kira waktu itu, saya tidak lekas lapor karena saya melihat keadaan seperti itu justru saya akan mengangkat keadaan ini supaya diketahui ada penganiayaan supaya diproses hukum yang adil dan transparan," tambahnya.
Ratna dalam pertemuan itu menceritakan mengalami lebam karena dianiaya orang tak dikenal di Bandung, Jawa Barat. Saat itu, Amien memang tidak melihat langsung wajah Ratna karena dia mengenakan masker.
ADVERTISEMENT
Amien mengungkapkan inisiatif menggelar jumpa pers terkait penganiayaan Ratna datang dari timses Prabowo. Mereka menilai, ada anggota timses Prabowo yang dianiaya harus dilindungi.
"(Inisiatif) teman-teman. Jadi logikanya Pak hakim, ada anak buah kita dianiaya, jadi wajib hukumnya bagi kita untuk melindungi. Karena kita tidak tahu kejadiannya seperti itu (bukan dianiaya tapi operasi plastik) kita percaya sepenuhnya waktu itu," jelas dia.
Terlebih, dalam BPN juga terdapat tim hukum yang bisa nantinya membantu Ratna. "Ada tim hukum juga lebih cepat, lebih bagus untuk melindungi orang teraniaya. Jadi moral point, titik moralnya di situ," tambah dia.
ADVERTISEMENT
Amien menduga ada kekuatan spiritual atau ekstra fisik yang menyebabkan Ratna menyampaikan berita bohong alias hoaks. Kepada Amien, Ratna mengaku tak tahu alasannya berbicara bohong terkait luka lebam di wajahnya.
ADVERTISEMENT
“Dia (Ratna) mengatakan sambil salaman 'Pak Amien sampai sekarang saya enggak tahu mengapa saya bisa sampai seperti itu (berbicara bohong)',” ujar Amien usai menjadi saksi di persidangan Ratna.
“Siapa tahu ada kekuatan, ada ekstra fisik yang kemudian membuat RS (Ratna Sarumpaet) yang sebetulnya itu terperosok dan sekarang dia sudah kembali normal,” imbuhnya.
Meski sempat dibohongi oleh Ratna, Amien menganggap Ratna adalah sosok aktivis perempuan yang telah membela kaum yang tertindas.
“Saya ingin mengingatkan RS ini sudah sepuh, lihatlah masa lalunya, saya kira itu penuh perjuangan membela rakyat kecil. Beliau tokoh perempuan yang selalu di depan kalau sudah membela mereka yang dhuafa, mereka yang termarjinalisasi,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Usai mengetahui dibohongi, Amien menyatakan kekecewaannya terhadap Ratna. Amien tak tahu ada kekuatan apa yang membuat dia berani berbohong.
"Iya kecewa berat, mengapa seperti itu sampai ada bermacam teori. Jangan sampai RS istikamah ini mungkin ada kekuatan spiritual atau apa menyebabkan kemudian berpikirnya tidak logis dan sebagainya. Tapi yang jelas kami tetap bahwa telah terjadi penipuan, yes, anak agamis seperti kita juga kena musibah seperti itu mungkin apa sebabnya kita kurang paham," jelas Amien saat bersaksi di persidangan.
Selain itu, Amien merasa kebohongan yang disampaikan oleh Ratna juga menjadi pukulan telak baginya. Ia meminta meminta maaf karena sempat menjadi korban kebohongan kasus Ratna.
"Ya jelas (dirugikan). Artinya kita sudah menyampaikan sesuatu yang seperti itulah, tapi yang bersangkutan itu tidak seperti itu, saya minta maaf," ucap Amien.
ADVERTISEMENT
Selain Amien, tiga orang saksi lainnya juga dihadirkan jaksa penuntut umum dalam persidangan tersebut. Mereka adalah Andika, Yudi Andrian, dan Eman Suherman.