news-card-video
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Pengakuan Hanifan yang Spontan Peluk Jokowi dan Prabowo Bersamaan

29 Agustus 2018 19:02 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi dan Prabowo mengucapkan selamat pada peraih emas dalam laga final pencak silat Asian Games 2018, Rabu (29/8/18). (Foto: Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Prabowo mengucapkan selamat pada peraih emas dalam laga final pencak silat Asian Games 2018, Rabu (29/8/18). (Foto: Biro Pers Setpres)
ADVERTISEMENT
Pesilat Hanifan Yudhani Kusumah menjadi sosok yang disorot dalam laga final pencak silat nomor putra kelas C 55-60 kg. Bukan karena berhasil meraih emas semata, tapi karena tiba-tiba memeluk Joko Widodo dan Prabowo Subianto bersamaan.
ADVERTISEMENT
Ditemui usai pertandingan, pesilat berrambut pirang di tengah itu, mengaku spontan memeluk Jokowi dan Prabowo yang duduk di kursi VIP. Dia mengaku larut dalam haru setelah dipastikan menang melawan pesilat Thailand.
Momen Jokowi dan Prabowo berpelukan dengan atlet Pencak Silat di Asian Games 2018 (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Momen Jokowi dan Prabowo berpelukan dengan atlet Pencak Silat di Asian Games 2018 (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
"Sensasinya terharu. Pertama-tama saya kenapa harus memperat seperti itu karena Indonesia harus saling menghargai," ucap Hanifan di Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta, Rabu (29/8).
Hanifan terdorong oleh banyaknya aksi saling serang dan hujat di media sosial karena beda pilihan politik antara mendukung Jokowi atau Prabowo. Dengan aksi pelukan spontan itu, dia ingin menunjukkan kedua tokoh itu akur.
"Banyak di sosmed kan saling mencerca Prabowo, Jokowi, tapi sisi lain tidak seperti itu. Makanya dengan pencak silat, budaya bangsa Indonesia saya memperat silaturahmi kita," paparnya.
ADVERTISEMENT
Hanifan menyebut, silat sesungguhnya kepanjangan dari silaturahmi dan salat. Dengan silat, menyatukan berbagai kelompok yang berbeda padangan, dan saat bersamaan saling menghargai.
"Kita satu bangsa satu negara, masa kita harus terpecah belah karena hal tidak penting," ujarnya.
"Dengan pencak silat khas Indonesia saya akan mempertahankan (persatuan) itu, bahwa Indonesia negara aman, tentram, dan damai," tegasnya.