Pengakuan Ninoy Karundeng, Relawan Jokowi yang Dianiaya saat Demo

7 Oktober 2019 16:41 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ninoy Karundeng di Polda Metro Jaya, Senin (7/10). Foto: Raga Imam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ninoy Karundeng di Polda Metro Jaya, Senin (7/10). Foto: Raga Imam/kumparan
ADVERTISEMENT
Relawan Jokowi, Ninoy Karundeng, mengaku dianiaya oleh sejumlah orang saat aksi unjuk rasa di Pejompongan, Jakarta Pusat, Senin (30/9). Saat itu, Ninoy tengah mengambil gambar pengunjuk rasa yang terkena gas air mata.
ADVERTISEMENT
Secara tiba-tiba ada oknum massa yang merampas ponselnya. Ninoy sempat diinterogasi di salah satu masjid yang menampung pengunjung rasa yang terluka. Selain itu, ia juga mengaku dianiaya hingga diancam dibunuh.
Setelah dilepaskan, Ninoy membuat laporan ke Polda Metro Jaya pada Rabu (2/10). Saat ini, polisi telah menetapkan 11 orang sebagai tersangka. Polisi juga telah memeriksa sejumlah orang, termasuk Sekjen PA 212 Bernard Abdul Jabbar
Berikut pengakuan lengkap Ninoy Karundeng usai diperiksa di Polda Metro Jaya:
Saya memberikan keterangan berkenaan dengan peristiwa yang menimpa saya di Pejompongan. Kronologinya bahwa pada saat itu saya sedang mengambil foto karena saya sedang ingin mendapatkan gambar tentang kondisi demo di DPR dan di tempat-tempat yang saya ingin lihat.
ADVERTISEMENT
Saya sampai di suatu jalan di mana jalan itu sudah ditutup, terus saya langsung pergi mengikuti arah anak-anak atau orang-orang yang kena gas air mata dibawa. Di situlah saya mengambil foto terus saya diperiksa, begitu dia (diduga penganiaya) tahu bahwa saya adalah relawan Jokowi, langsung saya dipukul dan diseret ke dalam masjid.
Di situlah saya diinterogasi, ditanya-tanya, setiap pertanyaan-pertanyaan yang muncul, saya jawab, jawaban-jawaban itu tidak mendapatkan respons baik. Saya tetap dipukuli setiap saat.
Nah, saya juga minta dikeluarkan dari tempat itu berkali-kali, tapi saya tidak diizinkan, tidak boleh keluar, sampai saya minta tolong disediakan hijab sehingga saya bisa keluar aman, tapi tetap tidak diperbolehkan. Nah, ini saya tidak bisa membayangkan seandainya ambulans datang. Karena setelah demo itu surut, tidak banyak lagi korban yang dibawa ke masjid.
ADVERTISEMENT
Ada seorang yang dipanggil habib itu memberi ultimatum kepada saya bahwa waktu saya pendek karena saya akan dibelah kepala saya. Dia interogasi dan dia memukuli saya, dan pemukulan itu bukan yang pertama, sejak saya masuk setiap ada interogasi saya selalu dipukuli.
Saya bermohon untuk tetap hidup karena saya punya anak, istri, tapi tetap saja saya tidak diperbolehkan pulang, tetap harus ada di situ. Habib ini terakhir menanyakan juga apakah sudah datang ambulans, dan dijawab ambulansnya belum datang.
Disuruh nunggu dan seterusnya, sampai menjelang waktu yang dikatakan sebelum subuh saya harus dieksekusi dan mayat saya nanti diangkut untuk dibuang ke arah kerusuhan. Itu sejak demo reda sekitar pukul 02.00 WIB, habib itu yang merancang untuk membunuh saya di situ bersama dengan penyedia ambulans yang mengaku sebagai tim medis. Tim medis ini yang sejak awal menginterogasi, melihat, mengumumkan.
ADVERTISEMENT
Mereka juga membuka media sosial saya setelah tahu nama lengkap, nama asli saya. Mereka melihat komentar-komentar ataupun tulisan-tulisan saya, saya menjadi bahan, itu juga yang saya rasakan. Saya sekarang setiap saya keluar ke mana-mana saya takut kerena ada seorang yang menanyakan tentang nama istri dan anak saya, dan dimasukkan ke dalam HP.
Rumah saya juga, banyak beberapa orang asing yang ke situ pada hari kedua, jadi hari ini saya sudah tidak berada di rumah lagi, tidak mungkin tinggal di rumah bersama anak dan istri saya.
Berikutnya yang perlu saya sampaikan sesungguhnya saya kaget juga karena HP saya kan hilang, sehingga saya tidak update, tidak tahu kejadian apa yang terjadi ketika video saya viral pun saya tidak tahu.
ADVERTISEMENT
Tapi tiba-tiba polisi sudah ada di depan rumah saya ketika video itu viral. Dalam kecepatan cepat sehingga polisi meyakinkan bahwa saya harus melaporkan peristiwa itu, yang saya alami ini suatu yang luar biasa kerena memang saya tidak bisa membayangkan keadaan itu seandainya ambulans itu datang. Karena kepala saya mau di .... (memeragakan gerakan mengapak) saya merasa itu enggak bisa saya lupakan.
Akhirnya, Anda bisa dilepaskan bagaimana ceritanya?
Saya dilepaskan itu karena itu sudah siang, teruss mereka karena saya bawa motor di situ, nah motor saya minta diambilkan (dari) parkir jauh. Nah diambilkan sama mereka tapi setelah itu motor saya dirusak dan juga kuncinya dibuang sehingga tidak ada jalan lain untuk saya pulang sendiri enggak bisa. Motor tertinggal di situ.
ADVERTISEMENT
Sosok Penganiaya?
Saya mengenali dia pakai baju putih merah. Yang perempuan itu pakai huruf C gitu merah itu, apa itu. Bulan sabit merah mungkin.
Apakah ada yang memakai baju ormas tertentu tidak?
Saya enggak melihat ada baju ormas.
Anda mengaku pertama dipukuli, oleh siapa?
Saya tidak bisa mengenali sama sekali karena peristiwa itu begitu cepat. Saya dipukul bertubi-tubi dan diseret. Saya tidak tahu itu siapa, karena saya enggak lihat. Karena saya dalam posisi tertindih dan ditarik.
Berapa orang yang melakukan pemukulan?
Itu puluhan itu. Karena begitu ada orang datang interogasi saya, pukul, interogasi saya, pukul.
Lokasi pemukulan?
Di dalam Masjid Al-Falah. Jadi peristiwa awalnya itu yang di luar itu diperiksa identitas saya, dan juga tas saya terus dipukuli, dan dimasukkan ke dalam masjid. Jadi peristiwa ini di luar dan di dalam masjid. Di luar mungkin 2 menit kali ya. Saya enggak tahu waktunya. Tapi yang dalam itu saya sampai sekitar 7 (menit) baru saya keluar.
ADVERTISEMENT
Di masjid sempat bilang diamankan, bagaimana ceritanya?
Buat saya, yang saya alami yang saya sampaikan. Saya tidak bisa menjelaskan lebih banyak lagi.
Sempat beredar video motor Anda dibawa mobil boks untuk diantar pulang, bagaimana ceritanya?
Itu memang salah satunya meminta untuk meminta alamat saya supaya tahu rumah saya. Saya bisa dengarkan itu tapi terus terang saya enggak mengerti. Saya diatur-atur untuk pulang, saya hanya mengikuti saja. Jadi saya bilang makasih saja diantar pulang
Apakah akhirnya Anda diantar pulang?
Bukan diantar pulang. Pulang itu pakai GO-BOX dipesankan oleh tim medis. Tim medis mengirimkan saya dengan GO-BOX. Itu saja. Makasih.