Penggunaan Smartphone di Kalangan Napi Teroris Lumrah

9 Mei 2018 16:56 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penjagaan ketat di depan Mako Brimob (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Penjagaan ketat di depan Mako Brimob (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemberontakan napi terorisme yang terjadi di Rumah Tahanan (Rutan) Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, masih menyisakan tanda tanya. Bukan hanya soal kerusuhan yang belum mereda lebih dari 20 jam, tetapi juga mengenai kepemilikan smartphone yang digunakan para napi untuk menyiarkan secara langsung kondisi Rutan di media sosial.
ADVERTISEMENT
Menurut pengamat kontraterorisme Harits Abu Ulya, fenomena kepemilikan smartphone di kalangan napi terorisme bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Kepemilikan smartphone tersebut, kata dia, merupakan sesuatu yang telah menjadi rahasia umum.
"Itu realitas yang selama ini terjadi. Itu istilahnya sudah jadi rahasia umum. Jangankan di Mako Brimob, di Nusakambangan yang maksimum sekuritinya juga mereka masih dapat berkomunikasi," ujar Harits kepada kumparan (kumparan.com), Rabu (9/5).
Harits Abu Ulya. (Foto: Islam Analyst/Youtube)
zoom-in-whitePerbesar
Harits Abu Ulya. (Foto: Islam Analyst/Youtube)
Harits menjelaskan, para napi yang memagang smartphone itu biasanya kerap bertukar informasi dengan teman-temannya yang ada di Suriah. Nantinya, segala macam informasi itu dikumpukan dan disiarkan ke kantor berita ISIS internasional, Amaq News Agency.
Terkait dengan bagaimana para napi itu dapat memiliki smartphone, Harits memiliki dua dugaan kuat. Pertama, berupa kelalaian aparat yang mengakibatkan teman atau keluarga napi yang membesuk memberikan alat komunikasi. Sementara yang kedua, berupa kesengajaan dari pihak aparat untuk memata-mati para napi teroris tersebut.
ADVERTISEMENT
"Asumsinya adalah, pembiaran itu bisa jadi komunikasi mereka dibiarkan. Tetapi kemudian ada intervensi di situ. Biasaya begitu. Untuk memetakan jaringan, komunikasi dengan siapa, yang di luar dan sebagainya," ujarnya.
Kendati demikian, Harits tak menampik jika pembiaran yang dilakukan aparat itu bisa menjadi bumerang untuk aparat sendiri. Sebab, kata dia, dengan mengizinkan para napi teroris untuk memiliki smartphone, berarti memberikan kesempatan yang luasa kepada para napi teroris untuk bergerak.
"Alat komunikasi itu kan bisa jadi alat propaganda mereka dari dalam," tandasnya.
Sebelumnua, akun Instagran @sem_maliik87 milik napi teroris mengabarkan kondisi di dalam Rutan pada Selasa (8/5) malam. Di Facebook, terdapat akun akun al muhajir yang juga menyiarkan siaran live semacam itu, meski tak bertahan lama.
ADVERTISEMENT