Pengorbanan Petani Thailand demi Selamatkan Anak dalam Gua

5 Juli 2018 17:26 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ladang Lek Lapdaungpoin yang dibanjiri air (Foto: AFP/Ye Aung Thu)
zoom-in-whitePerbesar
Ladang Lek Lapdaungpoin yang dibanjiri air (Foto: AFP/Ye Aung Thu)
ADVERTISEMENT
Di tengah upaya penyelamatan 12 anak yang terjebak di dalam gua, solidaritas antar masyarakat di Thailand tercipta. Salah satunya ditunjukkan oleh seorang petani yang rela berkorban agar anak-anak itu bisa keluar dengan selamat.
ADVERTISEMENT
Adalah Lek Lapdaungpoin, petani yang rela puluhan hektare lahan pertaniannya banjir dan ternaknya mati demi menyelamatkan 12 anak dan seorang pelatih bola mereka itu dari dalam gua Tham Luang, Chiang Rai. Menurut Lek, ini hanyalah kontribusi kecil.
"Dengan bertani, uang masih bisa dicari. Tapi 13 nyawa adalah sesuatu yang tidak bisa kita ciptakan," kata Lek kepada AFP, Kamis (5/7).
Lahan pertanian Lek adalah salah satu tempat mengalirkan air yang dipompa keluar dari dalam gua. Memompa air agar surut adalah salah satu opsi untuk mengeluarkan anak-anak yang terjebak lebih dari sepekan itu, selain mengajari mereka menyelam.
12 anak ditemukan di gua Thailand (Foto: Dok. Navy Seal Thailand)
zoom-in-whitePerbesar
12 anak ditemukan di gua Thailand (Foto: Dok. Navy Seal Thailand)
Tim penyelamat telah mengerahkan 19 pompa berkekuatan tinggi untuk mengurangi volume air. Tapi hujan masih turun, membuat banjir tidak juga surut di gua tersebut. Sejam memompa hanya mampu menurunkan tinggi air 1 cm.
ADVERTISEMENT
Diperkirakan sudah lebih dari 128 juta liter air dipompa keluar dari gua sepanjang 10 km itu, setara dengan volume air untuk 50 kolam rekan ukuran Olimpiade.
Airnya dibuang ke banyak tempat, ke parit, sumur, dan ke lahan warga. Salah satunya ke lahan pertanian Lek.
Seluas 20 hektare ladang Lek dibanjiri air, sebanyak 100 ternak itiknya juga mati terbawa arus air. Tapi Lek berbesar hati, pengorbanan ini dilakukan untuk menyelamatkan nyawa.
"Kami tidak memikirkan soal kerugiannya," kata istri Lek, Koung.
Dua belas anak usia 11-16 tahun dan pelatih bola mereka yang berusia 25 tahun itu masuk ke dalam gua Tham Luang pada Sabtu (23/6) dan baru ditemukan pada Senin (2/7) dalam pencarian yang melibatkan 1.000 orang dari berbagai negara.
ADVERTISEMENT