Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Penjelasan Sandi soal Prabowo Sebut 'Korupsi Tak Seberapa'
18 Januari 2019 11:02 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
ADVERTISEMENT
Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Salahudin Uno, menjelaskan maksud dari pernyataan Prabowo Subianto yang sempat menyebut 'korupsi tak seberapa'. Pernyataan itu dilontarkan Prabowo saat menanggapi pertanyaan Jokowi soal banyaknya calon anggota legislatif di Partai Gerindra yang berstatus mantan narapidana kasus korupsi.
ADVERTISEMENT
Menurut Sandi, mereka berkomitmen untuk memberantas korupsi baik kecil maupun besar selama itu merugikan masyarakat. Namun, kata Sandi, upaya pemberantasan korupsi apabila terpilih nanti akan fokus pada akar masalah.
"Pak Prabowo bilang hukum harus ditegakkan, tapi kalau korupsi yang disampaikan Pak Prabowo dibandingkan korupsi triliunan yang menghantam hajat hidup orang banyak seperti korupsi yang mengakibatkan harga-harga bahan pokok menjulang tinggi, bahwa harga gula di Indonesia tiga kali lipat lebih tinggi dari harga dunia, harga beras lebih tinggi karena kebijakan impor, itu yang lebih difokuskan oleh penegakan hukum," ujar Sandi usai berdiskusi dengan generasi milenial di Jalan Jenggala 2, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (18/1).
Sandi menuturkan, Prabowo dalam debat sudah menyampaikan korupsi erat kaitannya dengan konflik kepentingan dan kesejahteraan. Karenanya, pemberantasan korupsi dalam skala tertentu, lanjut Sandi, tidak bisa disamakan.
ADVERTISEMENT
"Pak Prabowo memberikan contoh untuk seorang ibu yang mencuri kakao, keadilan yang diberikan kepada rakyat kecil itu harus dalam bentuk, misalnya memberikan hukuman pekerjaan sosial, sebagai petugas kebersihan, atau dicari hukuman yang adil karena melakukan itu karena keterpaksaan karena tidak memilki kesejahteraan. Justru karena kesejahteraan itu yang kita harus perbaiki," paparnya.
Sandi menambahkan, salah satu solusi menangani korupsi adalah meningkatkan kesejahteraan. Apabila sudah sejahtera tapi tetap korupsi, harus dihukum berat.
"Kalau kesejahteraan kita perbaiki, dan masyarakat sudah mendapat penghasilan yang cukup, terus melakukan korup, baru kita hukum seberat-beratnya, sesuai dengan hukum tentunya," tegasnya.