news-card-video
11 Ramadhan 1446 HSelasa, 11 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Penyelam yang Evakuasi Lion Air Jalani Terapi Hiperbarik di RS Polri

4 November 2018 13:46 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Penyelam Ditpolair Baharkam diberi terapi hiperbarik di RS Polri setelah menyelam untuk mencari korban Lion Air JT-610, Minggu (4/11/2018). (Foto:  Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tim Penyelam Ditpolair Baharkam diberi terapi hiperbarik di RS Polri setelah menyelam untuk mencari korban Lion Air JT-610, Minggu (4/11/2018). (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
ADVERTISEMENT
Penyelam bernama Syachrul Anto meninggal dunia saat proses evakuasi pesawat Lion Air JT-610. Sebagai antisipasi agar kejadian serupa tidak terulang, RS Polri memberikan terapi hiperbarik kepada tim penyelam dari Ditpolair Baharkam.
ADVERTISEMENT
"Mulai hari ini kami akan laksanakan tindakan hiperbarik bagi anggota kami yang melaksanakan evakuasi di TKP, di laut. Yang mana sudah 6 hari lebih untuk melaksanakan penyelaman untuk mencari penumpang Lion Air yang nahas," kata Kepala RS Polri Kombes Musyafak di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur Minggu (4/11).
Tim Penyelam Ditpolair Baharkam diberi terapi hiperbarik di RS Polri setelah menyelam untuk mencari korban Lion Air JT-610, Minggu (4/11/2018). (Foto:  Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tim Penyelam Ditpolair Baharkam diberi terapi hiperbarik di RS Polri setelah menyelam untuk mencari korban Lion Air JT-610, Minggu (4/11/2018). (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
Menurut Musyafak, terapi hiperbarik bertujuan untuk menetralisir nitrogen yang ada di dalam tubuh. Terlebih, para penyelam sudah bekerja berhari-hari mencari korban dan puing pesawat hingga ke dasar laut.
"Kenapa? Karena nitrogen kalau lebih dari nilai ambang bisa mengganggu kesehatan, menekan syaraf dan sebagainya. Untuk itu, mulai hari ini kami laksanakan hiperbarik, 15 orang hari ini dan setiap hari kita laksanakan pergantian," jelas Musyafak.
ADVERTISEMENT
Tim Penyelam Ditpolair Baharkam diberi terapi hiperbarik di RS Polri setelah menyelam untuk mencari korban Lion Air JT-610, Minggu (4/11/2018). (Foto:  Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tim Penyelam Ditpolair Baharkam diberi terapi hiperbarik di RS Polri setelah menyelam untuk mencari korban Lion Air JT-610, Minggu (4/11/2018). (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
Sementara itu, Kasubdit Patroli Air Ditpolair Baharkam Kombes Pol Makhruzi Rahman mengakui, selama 6 hari proses evaluasi ada beberapa anggotanya yang kondisi badannya mulai kurang fit dan mengalami gangguan kesehatan.
"Jadi kami diberikan fasilitas untuk hiperbarik. Hari ini akan kami bagi dalam 3 kelompok. Jadi 5 orang (tiap sesi)," ungkap Makhruzi.
Kepala RS Polri Kombes Musyafak  dan Kasubdit Patroli Air Ditpolair Baharkam Kombes Pol Makhruzi Rahman. (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kepala RS Polri Kombes Musyafak dan Kasubdit Patroli Air Ditpolair Baharkam Kombes Pol Makhruzi Rahman. (Foto: Nabilla Fatiara/kumparan)
Makhruzi mengatakan, selama proses evakuasi pihaknya mengakui pernah melakukan kesalahan dan tidak sesuai dengan prosedur pengamanan. Salah satunya yakni menyelam terlalu lama yang bisa berefek kekurangan oksigen untuk tubuh.
"Kalau kita terlalu lama di dalam kedalaam 32 meter itu kita akan keracunan oksigen, nitrogen di dalam tubuh. Jadi kalau kita terlalu lama juga kita lihat sendiri ada korban. Jadi pasti ada pelanggaran prosedur dan penyelaman yang kita langgar, terutama di dalam kita sendiri," kata dia.
ADVERTISEMENT
Terapi hiperbarik berlangsung 2,5 jam dengan 5 orang di tiap sesinya. Musyafak menyebut tak menutup kemungkinan penyelam lain diluar Ditpolair akan mendapatkan terapi yang sama.