Perjuangan Amar Bayar Biaya Sekolah, Jaga Warnet Hingga Ngojek

16 Desember 2017 12:35 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Amar Permana (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Amar Permana (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sepeninggal Ayah dan Ibunya di usia yang masih sangat muda, Amar Permana (19) dirawat orang tua angkatnya dengan penuh kasih sayang. Namun sejak duduk di bangku SMP, jiwa Amar Permana mulai bergejolak. Remaja yatim piatu ini memutuskan untuk mencoba berbagai pekerjaan karena ingin membantu perekonomian keluarga.
ADVERTISEMENT
"Pernah di kantor SMP, jadi tata usaha ngetik di komputer dan jaga warnet," kata Amar saat ditemui kumparan (kumparan.com), di rumahnya Jalan Bandengan Utara 3 RT 13 RW 11, Pekojan, Tambora, Jakarta Barat, Jumat (15/12).
Amar bercerita, setelah pulang sekolah dia langsung bergegas mengganti seragam dan langsung menuju sebuah warnet tak jauh dari tempat tinggalnya. Bukan untuk bermain, tapi untuk mencari rezeki.
Amar Permana (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Amar Permana (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
"Pulang sekolah ke warnet kerja. Malam baru pulang pukul 22.00 WIB," ujarnya.
Namun berbagai pekerjaan tersebut belum mampu meringankan beban hidupnya dan keluarga angkatnya. Amar pun kembali memutar otak agar punya penghasilan lebih.
Tempat tinggal Amar Permana (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tempat tinggal Amar Permana (Foto: Mirsan Simamora/kumparan)
"Pernah juga coba melamar ke perusahaan ojek online (Amar menyebut salah satu merek-red), tapi juga belum cukup," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Akhirnya Amar memutuskan bergabung dengan Grab. Menurut Amar, penghasilannya di perusahaan tersebut lumayan untuk meringkan beban hidupnya.
"Pulang sekolah pukul 12.20 WIB, ganti baju dulu, istirahat sebentar. Baru narik lagi ke Pasar Angke," katanya.
Meski sesibuk apapun, Amar selalu menyempatkan diri untuk beribadah setelah pulang kerja.
"Habis Magrib saya ngaji," imbuhnya.