Perjuangan Pak Polisi Demi Pilkada: Berjalan Kaki Menembus Belantara

30 Juni 2018 20:00 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Jarak tempuh yang begitu jauh dengan konidisi medan perjalanan yang terjal tak menyurutkan anggota kepolisian dari Polres Sintang untuk menyampaikan logistik keperluan Pilkada serentak 2018.
ADVERTISEMENT
Bahkan, beberapa di antaranya harus menempuh waktu dua hari untuk mendistribusikan logistik Pilkada dari kota kabupaten menuju TPS yang berada di desa-desa terpencil. Kapolres Sintang, Kalimantan Barat, AKBP Sudarmin menceritakan hal teresebut kepada kumparan saat dihubungi, Sabtu (30/6).
Sudarmin menceritakan, pendistribusian logistik pilkada ke TPS-TPS yang berada di desa terpencil itu harus melalui perjalanan panjang. Mulai dari perjalanan roda empat, roda dua, kendaraan air, hingga harus menyusuri jalan setapak.
Bahkan, kata Sudarmin, para anggotanya yang menyampaikan logistik pilkada tersebut harus memasuki wilayah kabupaten lain untuk menjangkau desa yang dituju.
"Kalau dari kabupaten ke kota Kecamatan Ambalau itu butuh perjalanan menggunakan roda empat sampai di kabupaten Melawi. Harus melalui salah satu kabupaten lain dulu. Dari Kabupaten Melawi. Sampai di salah satu kecamatannya itu butuh waktu 6 jam," terang Sudarmin.
ADVERTISEMENT
"Kemudian dari Kecamatan Melawi itu nyebrang kemudian butuh waktu lagi, masuk Kecamatan Serawai masih menggunakan roda empat, kemudian di Serawai, menggunakan motor air, sampai 1,5 jam atau 2 jam. Dari kota kecamatan ke TPSnya itu butuh perjalanan dengan jalan kaki, ada perahu, itu kurang lebih 4 jam," lanjutnya.
Total keseluruhan waktu 10-15 jam harus anggota Polres Sintang menuju desa terpencil mendistribusikan logistik pilkada. Namun hal itu dalam kondisi normal. Jika keadaan sangat ekstrem, maka butuh waktu dua hari untuk mencapai desa yang berada di belantara hutan Kalimantan Barat itu.
Menurut Sudarmin, tak hanya pilkada serentak kali saja para personelnya harus berjibaku memikul logistik ke desa terpencil. Di setiap pemilihan mereka harus melakukan hal yang sama.
ADVERTISEMENT
"Bukan hanya pilkada kali ini saja, tapi di setiap pemilihan anggota kami harus mendistribusikan logistik pemilu ke TPS-TPS terpencil," jelasnya.
Sudarmin menjelaskan di desa-desa tersebut sangat kekurangan anggota polri untuk menjadi Bhabinkamtibmas. Sehingga lanjut dia, satu orang anggotanya harus memegang 4-5 desa.
"Idealnya satu Bhambinkamtibnas satu desa," tutupnya.