Pilpres: Timses Jokowi Bidik Pemilih yang Belum Berpihak

7 Februari 2019 5:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Timses Jokowi - Ma'ruf Amin mengincar suara dari pihak yang belum memilih. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Timses Jokowi - Ma'ruf Amin mengincar suara dari pihak yang belum memilih. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Menuju Pilpres 2019, Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf Amin masih berjuang untuk merebut suara sebanyak mungkin. Ketua TKN Erick Thohir mengatakan masih ada suara sejumlah pihak yang bisa dimaksimalkan.
ADVERTISEMENT
Salah satu strategi TKN menuju Pilpres 2019 adalah menarik suara para pemilih yang belum menentukan pilihannya. Data mengenai jumlah yang didapat TKN sebesar 18 persen yang masih bisa dimanfaatkan. "Mengambil data Lingkaran Survei Indonesia, angkanya di 18 persen. Mereka inilah yang dicoba ditarik suaranya," ujar Erick dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan, Rabu (6/2). Menurut data TKNI, jumlah pemilih 01 untuk Pilpres 2019 sejak empat bulan lalu masih tidak berubah, yakni 54 persen. Untuk menarik suara yang belum menentukan pilihan, strategi TKN adalah konsisten menyajikan data dan fakta terkait keunggulan pasangan 01. Dalam keterangan yang sama, Erick menegaskan ada sejumlah isu yang selama ini kerap diputarbalikkan. Beberapa di antaranya adalah keterkaitan Jokowi dengan PKI, Tiongkok, dan isu mengenai antek asing.
Erick Thohir. Foto: AFP/Olivier Morin
ADVERTISEMENT
Padahal, menurut Erick, pemerintahan Kabinet Kerja telah melakukan pembangunan yang manfaatnya bisa dirasakan langsung masyarakat. Salah satunya adalah soal infrastruktur di mana telah dibangun jalan tol sepanjang 782 km. "Manfaat yang dirasakan, waktu perjalanan lebih efisien, hingga menurunnya harga sembako akibat biaya transportasi menurun," beber Erick. Di sisi lain, Erick yang notabene Ketua Inasgoc di Asian Games 2018 juga memberikan komentar soal sikap Jokowi yang kini disebut ofensif menyerang lawan politiknya. Menurut Erick, jika tidak dijawab, fitnah yang mengarah ke Jokowi akan dianggap benar adanya. "Jadi kalau sekarang beliau menjawab, itu lumrah. Sebab kalau tak menjawab, nanti fitnah itu dianggap benar. Anehnya, ketika beliau menjawab, beliau dikatakan panik dan ketakutan. Justru beliau sedang menyampaikan data dan fakta yang selama ini diputarbalikkan," ia menambahkan.
ADVERTISEMENT
Download aplikasi kumparan di App Store atau di Play Store untuk dapatkan berita terkini dan terlengkap seputar Pilpres.