Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Partai Gerindra tengah bersafari ke partai-partai koalisi Jokowi dengan sinyal kuat bergabung ke koalisi. Sementara PKS juga berencana bertemu Jokowi, namun tidak dengan tujuan yang sama.
ADVERTISEMENT
Hal ini dipastikan langsung Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera. Mardani mengatakan, pertemuan akan dilakukan setelah Jokowi dilantik dan menetapkan kabinet. Sehingga, kata Mardani, PKS bertemu Jokowi bukan untuk melobi kursi menteri.
"PKS tidak dalam posisi ke Istana untuk cawe-cawe, tidak. Kalau sudah penetapan, sudah jadi presiden, wajar setiap partai berkomunikasi tapi tetap pada posisi di luar pemerintahan atau oposisi," kata Mardani di gedung DPR, Jakarta, Rabu (17/10).
Dia menjelaskan rencana PKS bertemu Jokowi hanya untuk menjalin komunikasi antara Presiden dan partai politik. Maka, PKS memilih waktu bertemu Jokowi setelah seluruh struktur pemerintahan rampung.
"Saya sudah ketemu Pak Sohibul Iman, kita akan ketemu Pak Jokowi, tapi sesudah penetapan kabinet. Dalam rangka membangun silaturahmi," terangnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, dalam pertemuan itu, PKS akan menegaskan posisinya sebagai oposisi dan akan mengontrol pemerintah dari luar. Dia memastikan PKS akan kritis terhadap kebijakan pemerintah ke depan yang dianggap melenceng.
"Seperti tahun 2015 awal saya diajak, pernyataan awal Pak Sohibul Iman ketika itu ketemu Pak Jokowi adalah nyuwun sewu, Pak Jokowi PKS di luar pemerintahan. Kita akan kritis kepada kebijakan yang tidak sesuai dengan aspirasi rakyat dan kita akan konstruktif mendukung pada kegiatan yang sesuai dengan keinginan rakyat," tuturnya.
Sebelumnya, Wakil Majelis Dewan Syuro PKS Hidayat Nur Wahid. mengklaim Jokowi sempat berkeinginan mengundang Presiden PKS Sohibul Imam ke Istana jelang momen pelantikan.
Namun menurut Hidayat, pertemuan itu tak terpenuhi. Sebab, PKS menolak bertemu dengan Jokowi karena waktunya yang tak tepat.
ADVERTISEMENT
"Tapi timing juga dipentingkan. Nanti jangan sampai kesannya ada pertemuan, kemudian artinya mau koalisi, mau gabung, minta menteri. Ribet lagi nanti jadinya," ujarnya.