Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
PKS soal Fit and Proper Test Wagub DKI: Demi Kepentingan Warga
6 November 2018 6:53 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Pertemuan antara DPW PKS DKI Jakarta dan DPD Gerindra DKI Jakarta pada Senin (5/11) siang, menyetujui bahwa kursi Wagub DKI jatuh ke tangan PKS. Namun, Gerindra meminta seluruh kandidat yang diajukan PKS harus menjalani fit and proper test terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengaku tidak mempermasalahkan dengan keinginan dari Gerindra itu. Bahkan ia cenderung setuju dengan keputusan tersebut, karena posisi yang akan diisi adalah posisi yang krusial di Pemprov DKI Jakarta.
"Intinya sederhananya begini, tentu kita berharap PKS dan Gerindra sepakat. tetapi yang disepakati itu jangan lupa mereka itu bukan cuman kepentingan PKS dan Gerindra," ujar Mardani pada Kumparan, Senin (5/11) malam.
"Yang utama itu demi kepentingan dari warga DKI. Warga DKI berhak mendapatkan (pemimpin) yang terbaik, karena itu fit and proper test layak dilakukan," ujarnya.
Oleh karena itu, Mardani menegaskan prioritas dari Gerindra dan PKS saat ini adalah bagaimana caranya mencari pasangan yang pas untuk Anies Baswedan dan juga terbaik bagi masyarakat DKI Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Kami ingin yang terbaik juga bukan sekedar asal wagub gitu," ujar Mardani.
Sebelumnya, PKS dan Gerindra saling mengklaim berhak atas posisi Wagub DKI pengganti Sandiaga Uno. PKS mengklaim sudah mendapatkan persetujuan dari Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto untuk mendapatkan posisi itu. Sedangkan Gerindra DKI Jakarta juga masih bersikeras memiliki hak terhadap posisi tersebut.
Kursi wagub sudah kosong selama beberapa bulan semenjak ditinggal Sandi. Pemilik dari PT Saratoga tersebut memilih untuk menjadi cawapres berpasangan dengan Prabowo di Pilpres 2019.
Dari nama yang sudah muncul ke publik setidaknya ada dua nama yang sering disebutkan, yaitu Sekretaris DPW PKS DKI Agung Yulianto dan mantan Wakil Wali Kota Bekasi Akhmad Syaikhu.