Polemik Jenderal Kardus Bermula dari Surat Prabowo ke SBY

9 Agustus 2018 2:13 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) sebelum melakukan pertemuan tertutup di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (30/7). (Foto: Antara/Sigid Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) sebelum melakukan pertemuan tertutup di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin (30/7). (Foto: Antara/Sigid Kurniawan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Publik digegerkan dengan cuitan pedas Wasekjen Partai Demokrat Andi Arief di Twitter. Andi mengungkapkan kekesalannya pada Prabowo dengan menyebut mantan Danjen Kopassus itu sebagai jenderal kardus.
ADVERTISEMENT
Menyikapi hal ini Sekjen Gerindra Ahmad Muzani meluruskan asal muasal polemik ini. Muzani menjelaskan, Demokrat telah salah paham terkait surat yang dikirim Prabowo ke SBY pada malam hari ini.
"Ada pemahaman yang lompat dalam proses ini sehingga terjadi distorsi informasi," ujar Muzani di Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (8/8) malam.
Ahmad Muzani, Sekjen Gerindra. (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ahmad Muzani, Sekjen Gerindra. (Foto: Ferio Pristiawan/kumparan)
Muzani menjelaskan, isi surat yang disampaikan Prabowo kepada SBY adalah penyampaian pesan soal kebersamaan Gerindra, PAN, dan PKS yang selama ini telah terbangun, serta hasil rekomendasi Ijtima Ulama soal cawapres Prabowo.
"Pak Prabowo menjelaskan, di dalam surat yang disampaikan bahwa selama ini kami Gerindra sudah menjalin komunikasi baik dengan PKS dan PAN, selama ini kami menjalin komunikasi baik dengan para ulama, para kiai, para habib, kemudian menyodorkan ini Ijtima Ulama," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Muzani mengatakan, surat tersebut hanya sebatas hasil diskusi tentang apa yang akan menjadi pertimbangan Prabowo dalam mengambil keputusan soal cawapres.
"Itulah kemudian Pak Prabowo dalam surat itu lebih merupakan diskusi tentang apa beliau akan mengambil keputusan (cawapres)," ungkapnya.
Prabowo Subianto dan SBY usai menggelar pertemuan di kediaman Prabowo, Kertanegara, Jakarta, Senin (30/7). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto dan SBY usai menggelar pertemuan di kediaman Prabowo, Kertanegara, Jakarta, Senin (30/7). (Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan)
Muzani melanjutkan, hasil pemikiran Prabowo tersebut karena SBY telah menyerahkan sepenuhnya kepada Prabowo untuk memilih cawapres. Namun dalam surat tersebut, Muzani menegaskan, Prabowo belum mengambil keputusan apapun.
"Pak SBY mengatakan, soal wapres diserahkan sepenuhnya kepada Prabowo sebagai capres, keputusan siapapun yang diambil oleh Pak Prabowo sebagai wapres Demokrat akan turut. Pak Prabowo belum mengambil keputusan, surat itu adalah surat pemikiran beliau kepada Pak SBY," tegasnya.
Muzani mengatakan, surat tersebut akan dibahas dalam pertemuan Prabowo dan SBY pada Kamis (9/8) besok di kediaman SBY. Ia optimistis cawapres Prabowo akan diumumkan pada Kamis malam.
ADVERTISEMENT
"Ini yang akan didiskusikan antara Pak Prabowo dan SBY supaya kelanjutan koalisi ini berhasil karena insyaallah besok malam kita tunggu wapres Pak Prabowo akan segera kita deklarasikan untuk kita umumkan," pungkasnya.
Andi Arief dalam cuitannya menuding Prabowo sebagai jenderal kardus. Menurutnya, Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan bersama Demokrat.
"Prabowo ternyata kardus, malam ini kami menolak kedatangannya ke kuningan. Bahkan keinginan dia menjelaskan lewat surat sudah tak perlu lagi. Prabowo lebih menghargai uang ketimbang perjuangan. Jenderal kardus," ujar Andi Arief dalam akun twitternya, Rabu (8/9).