Polisi: Istri Terduga Teroris di Sibolga Meledakkan Diri

13 Maret 2019 8:42 WIB
Petugas kepolisian berjaga di lokasi terjadinya ledakan yang diduga bom di kawasan Jalan KH Ahmad Dahlan, Pancuran Bambu, Sibolga Sambas, Kota Siboga, Sumatera Utara, Selasa (12/3). Foto: ANTARA FOTO/Damai Mendrofa
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kepolisian berjaga di lokasi terjadinya ledakan yang diduga bom di kawasan Jalan KH Ahmad Dahlan, Pancuran Bambu, Sibolga Sambas, Kota Siboga, Sumatera Utara, Selasa (12/3). Foto: ANTARA FOTO/Damai Mendrofa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Upaya negosiasi yang dilakukan pihak kepolisian kepada istri terduga teroris Husain alias Abu Hamzah dan anaknya di Sibolga tak membuahkan hasil.
ADVERTISEMENT
Setelah hampir 12 jam negosiasi, istri Hamzah akhirnya tewas meledakkan diri di rumahnya pada Rabu (13/3) sekitar pukul 01.30 WIB.
“Info dari lapangan untuk istri terduga (teroris) sekira pukul 01.30 WIB meledakkan diri,” ujar Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo ketika dihubungi kumparan, Rabu (13/3).
Pada jam tersebut memang suara ledakan kembali terdengar dari rumah Hamzah. Ledakan itu pula yang membuat seluruh warga di sekitar TKP dievakuasi.
Karopenmas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo. Foto: Reki Febrian/kumparan
Hingga kini, kata Dedi, pihaknya masih menunggu olah TKP oleh tim Labfor dan Inafis.
“Saat ini masih menunggu tim Labfor dan inafis untuk olah TKP,” kata Dedi.
Belum diketahui apakah anaknya turut dalam ledakan tersebut.
Hamzah sebelumnya ditangkap di Jalan Cendrawasih, Gang Serumpun, Kelurahan Pancuran Bambu, Kecamatan Sibolga Sambas, Kota Sibolga, Selasa (12/3) siang.
ADVERTISEMENT
Polisi kemudian menggeledah rumah Hamzah. Namun di rumah yang ada istri dan anak Hamzah itu telah ada rangkaian bom yang sudah terpasang. Satu di antaranya meledak dan melukai petugas.
Polisi kemudian melakukan negosiasi dengan istri Hamzah agar menyerahkan diri ke Densus 88.
Akan tetapi upaya negosiasi yang dipimpin Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto dengan mendatangkan ulama dan Hamzah langsung ke TKP tak berhasil.