Polisi: Kalau #2019GantiPresiden Dibiarkan, Kambing Dilumat Banteng

26 Agustus 2018 16:11 WIB
Suasana aksi 2019GantiPresiden, Minggu (26/8/2018) (Foto: Dok. Polda Jatim)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana aksi 2019GantiPresiden, Minggu (26/8/2018) (Foto: Dok. Polda Jatim)
ADVERTISEMENT
Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Frans Barung tampak geram dengan aksi #2019GantiPresiden yang digelar di Surabaya, dan berujung bentrok dengan massa tandingan. Pasalnya, polisi sudah mengingatkan agar aksi itu tak digelar karena ada yang menentang.
ADVERTISEMENT
Kombes Frans Barung lalu mengibaratkan massa #2019GantiPresiden sebagai kambing yang jika dibiarkan tetap menggelar aksi, akan kalah dengan massa penentang yang dia ibaratkan sebagai banteng.
Suasana aksi 2019GantiPresiden, Minggu (26/8/2018) (Foto: Dok. Polda Jatim)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana aksi 2019GantiPresiden, Minggu (26/8/2018) (Foto: Dok. Polda Jatim)
"Haruskah kami biarkan beradu antara banteng dengan kambing, jelas kambing akan dilumat habis sebab massa anti (anti #2019GantiPresiden) sangat banyak. Justru polisi, TNI mengamankan mereka yang memang mencari-cari cara provokasi," ucap Frans Barung, Senin (26/8).
Frans heran dengan anggapan polisi tidak adil memperlakukan massa aksi #2019GantiPresiden. Dia menyebut justru polisi menjadi korban dalam bentrok itu karena salah seorang kena cakar yang dia sebut oleh peserta aksi #2019GantiPresiden.
Suasana aksi 2019GantiPresiden, Minggu (26/8/2018) (Foto: Dok. Polda Jatim)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana aksi 2019GantiPresiden, Minggu (26/8/2018) (Foto: Dok. Polda Jatim)
"Tidak adil bagaimana? Dari awal sudah kami warning bahwa akan ada aksi tandingan yang jauh lebih besar. Untuk itu polda sudah sampaikan pada panitia agar urungkan ini demi Kamtibmas. Namun justru yang terjadi saran, suggest kami dianggap tidak berpengaruh," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Juga anarkisnya mengakibatkan satu polwan kami mereka lukai, tapi kami tetap menjalankan kewajiban sebagai aparatir yang berdiri di tengah dua kelompok," imbuh Frans.