Polisi Selidiki Perusakan Nisan Salib di Permakaman Sleman

6 April 2019 20:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi nisan salib yang telah terbakar. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi nisan salib yang telah terbakar. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Polisi sedang menyelidiki perusakan sejumlah nisan salib di permakaman RS Bethesda, Mrican, Depok, Kabupaten Sleman, DIY, Sabtu (6/4). Polisi masih memeriksa nisan-nisan salib yang dicabut dan sebagian di antaranya dibakar.
ADVERTISEMENT
"Kita sedang itung dahulu berapa (nisan) yang dirusak," kata Kapolres Sleman AKBP Rizki Ferdiansyah di lokasi.
Meski begitu, pihaknya berjanji akan melakukan pendalaman kasus ini secara tuntas. Termasuk menelusuri dugaan pelaku perusakan adalah gelandangan yang sering tidur di lokasi makam.
"Dari pengurus tadi yang bersangkutan tidur di situ dan ada lokasi untuk menghangatkan tubuh. Ya patut diduga karena yang bertemu langsung pengurusnya. Akan kita dalami," katanya.
Kondisi makam yang digunakan tidur gelandangan. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Terkait kejadian ini, muncul dugaan seorang gelandangan yang diduga gangguan jiwa dicurigai menjadi pelakunya. Hal tersebut diungkapkan pengurus makam, Hari Yuniarto.
Kecurigaan Hari muncul lantaran dia sempat melihat gelandangan itu tidur di lokasi makam, usai kejadian perusakan sekitar pukul 15.30 WIB.
ADVERTISEMENT
Hari mengaku sempat menanyai orang tak dikenal tersebut soal rusaknya makam.
"Kamu yang bakar ya?" tanya Hari.
"Enggak-enggak," ujar Hari menirukan jawaban gelandangan tersebut.
Usai ditanya Hari, gelandangan tersebut lantas lari meninggalkan permakaman. Setelah itu, gelandangan tersebut tidak kembali lagi ke makam.
Di lokasi memang sering digunakan tidur gelandangan. kumparan melihat ada sebuah makam dengan atap yang diduga menjadi lokasi tidur gelandangan. Makam itu diduga dijadikan tempat tidur lantaran ditemukan sebuah guling di sana.
Salah seorang ahli waris, Priya Widya Kumara (40), mengaku kecewa dengan perusakan ini. Sampai sekarang dirinya belum tahu apa motif dari perusakan ini.
"Memang motifnya kurang tahu. Saya kecewa sebagai ahli waris. Ini sebagai orang Jawa kan makam, orang meninggal kok diganggu, motifnya apa," ujarnya.
ADVERTISEMENT