Prabowo: PBB Prediksi Air Tanjung Priok Sampai ke Bundaran HI di 2025

21 November 2018 13:23 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres Prabowo Subianto temui relawan di Ponorogo, Jawa Timur, Kamis (1/11).  (Foto: Dok. Tim Media Prabowo)
zoom-in-whitePerbesar
Capres Prabowo Subianto temui relawan di Ponorogo, Jawa Timur, Kamis (1/11). (Foto: Dok. Tim Media Prabowo)
ADVERTISEMENT
Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, menuturkan dunia akan mengalami defisit air bersih pada tahun 2025 karena adanya perubahan iklim yang ekstrem. Defisit air bersih itu, kata dia, juga akan berpengaruh kepada Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Dunia akan hadapi defisit di air bersih pada (tahun) 2025. Itu tidak lama lagi. Kita lihat sekarang dengan (adanya) climate change," kata Prabowo saat menjadi pembicara di Indonesia Economic Forum di Hotel Shangri-La, Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Saat ini, Prabowo menuturkan, daerah California, Amerika Serikat sudah mengalami kekeringan akibat cuaca ekstrem. Ia menganggap Indonesia belum siap menghadapi adanya cuaca ekstrem.
"Ada kekeringan di California. Indonesia saya kira tak siap (cuaca ekstrem)," lanjut dia.
Apalagi, kata dia, air laut di Jakarta Utara sudah mulai tinggi. Ia memprediksi air laut Tanjung Priok akan sampai ke jantung Ibu Kota pada tahun 2025.
Capres Prabowo Subianto hadiri Indoensia Ekonomi Forum. (Foto: Paulina Herasmirandar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Capres Prabowo Subianto hadiri Indoensia Ekonomi Forum. (Foto: Paulina Herasmirandar/kumparan)
"Laut Jakarta naik, UN (United Nations/PBB) memprediksi bahwa air dari Tanjung Priok di 2025 akan sampai kepada Kempinski, Grand Hyatt, Air dari Tanjung Priok akan sampai Bundaran HI, permukaan air terus naik 5 cm tiap tahun," kata dia.
ADVERTISEMENT
Sebagai warga Indonesia, Prabowo mengaku sedih dengan ketidaksiapan Indonesia menghadapi cuaca ekstrem. Apalagi, dirinya pernah berkunjung ke daerah Tanjung Priok dan melihat banyak masyarakat yang hidup di pinggiran pantai.
"Saya datangi mereka yang di Tanjung Priok, ribuan orang yanag tinggal di Tanjung Priok tinggal di atas air. Ruang tamu mereka terisi air dan itu berjarak satu jam saja dari Istana Negara. Nanti presiden harus jalan kaki (kalau berkunjung ke sana). Sebagai WNI saya sedih," tutupnya.