Prabowo: Dalam Kondisi Perang, Indonesia Hanya Bertahan 3 Hari

1 September 2018 18:26 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
Bakal Calon Presiden Prabowo Subianto memberikan paparan saat menjadi pembicara dalam seminar "Paradoks Indonesia" di Jakarta, Sabtu (1/9/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
zoom-in-whitePerbesar
Bakal Calon Presiden Prabowo Subianto memberikan paparan saat menjadi pembicara dalam seminar "Paradoks Indonesia" di Jakarta, Sabtu (1/9/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
ADVERTISEMENT
Bakal capres Prabowo Subianto menyebut sebagai negara besar, pertahanan Indonesia dirasa sangat lemah. Prabowo mengungkapkan, jika mengalami peperangan, Indonesia hanya mampu bertahan dalam 3 hari saja.
ADVERTISEMENT
"Saya mengutip Menhan kabinet ini, kita hanya bertahan 3 hari. Bahan bakar untuk rakyat habis dalam 21 hari. Beras untuk rakyat (hanya bertahan) 18 hari, kalau terjadi perang," kata Prabowo dalam seminar nasional 'Paradoks Indonesia', Grand Sahid Jaya Hotel, Jakarta, Sabtu (1/9).
Prabowo pun mengibaratkan kondisi Indonesia yang lemah itu seperti orang sakit. Namun, tidak pernah mau mengakui penyakitnya.
"Mari kita periksa diri kita. Indonesia ini ibaratnya seorang (periksa) ke lab dapat hasil labnya, (dokternya) dimarahin. Kita cek up kita tidak mau mengerti hasil lab itu yang kita sebut indikator-indikator (Indonesia masih tertinggal) itu," jelasnya.
Ilustrasi Perang (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perang (Foto: Wikimedia Commons)
Prabowo mendorong rakyat untuk sadar akan penyakit tersebut dan jika terpilih menjadi Presiden di Pilpres 2019, ia optimistis dapat mengubahnya dalam waktu cepat.
ADVERTISEMENT
"Jadi inti yang mau saya sampaikan saudara-saudara, kita sebagai bangsa harus paham ini adalah ada masalah besar kekayaan kita enggak ada di Indonesia," terangnya.
"Sistem ekonomi kita keliru kalau tidak ada kehendak politik untuk merubah ya anak dan cucu kita terus miskin. Apa bisa? Apakah bisa berubah dalam waktu cepat? Ya pasti bisa," pungkasnya.