Prabowo: Saya Memang Dikategorikan Islam Abangan

13 Mei 2018 18:15 WIB
Prabowo Subianto di Rakornas Gerindra (Foto: Dok. Gerindra)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto di Rakornas Gerindra (Foto: Dok. Gerindra)
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto mengaku bahwa ia tidak terlalu mendalami agama Islam. Hal ini disebabkan ayah dan ibunya berasal dari kelurga yang berbeda suku dan agama.
ADVERTISEMENT
"Saya memang berasal dari keluarga Jateng campur Sulawesi. Jadi memang saya dikategorikan Islam abangan," kata Prabowo di Milad PKS di Sentul International Conventional Center, Bogor, Jawa Barat, Minggu (15/1).
Prabowo bahkan menyerah jika ada orang yang ingin beradu ilmu agama dengannya. Sebab, ia tak fasih melafalkan seluruh ayat-ayat suci Al Quran.
"Tapi karena dari kecil dekat organisasi PMII, HMI dan sebagainya, lama-lama kok agak kental juga sedikit. Tapi kalau mau adu ayat, fasih saya angkat tangan deh. Tapi saya muslim," ujarnya.
Namun, semenjak menjadi prajurit, Prabowo menegaskan selalu mengingat betul kalimat syahadat. Terlebih jika harus berada dalam suasana tertentu.
"Saya dulu prajurit tentara. Jadi saya begitu dilantik, saya menghadap maut. Biasa kita ingat Tuhan jadi kita cari kiai. Jadi karena di situlah tentara dekat kiai. Walaupun salat ada banyak bolosnya dikit. Tapi saya ada program rohani yang mengajarkan bagi perwira yang membela negara, ya ada disepensasi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Tapi saya diajarkan ustaz kalau sudah mau dipanggil Tuhan, ucapkan syahadat. Dalam hidup saya sudah biasa mengucapkan itu," lanjutnya.
Namun, ternyata hingga kini ia diberi umur yang panjang. "Kok saya diberi tambahan bonus hidup di dunia ini," tandasnya.
Sebelumnya, dalam perayaan Milad PKS ke-20, Presiden PKS Sohibul Iman sempat curhat bahwa pernah dia pernah ditanya salah seorang dubes alasannya yang kerap berkoalisi dengan Prabowo. Padahal, yang bersangkutan tidak memiliki latar belakang agama islam yang kuat.
Sohibul pun menjelaskan bahwa mereka berkoalisi dengan Prabowo karena punya latar belakang nasionalis yang jika dipadukan dengan latar belakang religius, merupakan kombinasi yang cocok.
"Bagaimana mencari titik keseimbangan antara peran kelompok Islam dan nasionalis," imbuhnya.
ADVERTISEMENT